11 Kasus MERS Baru di Arab Saudi, Menkes Dipecat
RYADH, SATUHARAPAN.COM - Arab Saudi pada hari Rabu mengumumkan 11 kasus baru orang yang terinfeksi virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome), termasuk seorang anak umur 13 tahun. Dan menteri kesehatan berjanji agar masyarakat lebih memahami tentang kasus virus yang menyerang saluran pernafasan (coronavirus) itu.
Kasus baru itu menambah penderita MERS menjadi 272 orang di Arab Saudi, termasuk 81 orang yang telah meninggal. Arab Saudi termasuk negara di Timur Tengah yang paling parah dilanda sindrom pernapasan ini yang pertama kali terdeteksi di bagian timur Arab Saudi pada September 2012.
Sebagian besar kasus terbaru ditemukan di Riyadh, dan pusat komersial negara itu,Jeddah. Satu kasus ditemukan di kota suci umat Muslim, Mekkah, yang setiap tahun dikunjungi oleh jutaan jemaah Haji dari seluruh dunia.
Tiga kasus baru adalah tenaga kesehatan, sementara seorang gadis Arab Saudi usia13 tahun adalah salah kasus yang tercatat di kota pelabuhan Laut Merah, Jeddah.
Menkes Dipecat
Lonjakan kasus MERS dan munculnya ketakutan publik mendorong negara Teluk itu memecat Menteri Kesehatan, Abdullah Al-Rabiah, Senin (21/4) lalu, tetapi tanpa penjelasan resmi.
Rabiah pekan lalu mengunjungi rumah sakit di Jeddah untuk menenangkan publik yang panik atas penyebaran virus di antara staf medis yang memicu penutupan sementara ruang gawat darurat Rumah Sakit King Fahd di kota itu.
Menteri Tenaga Kerja, Adel Fakieh, mengambil alih tugas sebagai penjabat menteri kesehatan. Dalam aku Twitter-nya, hari Selasa (22/4) malam dia mengatakan bahwa dia telah mengunjungi rumah sakit Jeddah.
Fakieh berjanji untuk transparansi dan segera menyediakan media untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang virus tersebut.
Setidaknya empat dokter di Rumah Sakit King Fahd dikabarkan mengundurkan diri pekan lalu setelah menolak untuk mengobati pasien MERS.
Virus MERS ini dianggap sebagai kerabat dekat dari virus yang mematikan namun kurang menular, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus ini meledak di Asia pada tahun 2003 dan 8.273 orang terinfeksi, sembilan persen di antara mereka meninggal.
Para ahli masih berjuang untuk memahami MERS, yang sejauh ini belum ada vaksin yang bisa digunakan untuk mencegahnya.
Sebuah studi baru-baru ini mengatakan virus telah secara umum ditemukan pada unta setidaknya dalam 20 tahun terakhir, dan mungkin telah berpindah secara langsung dari hewan ke manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Minggu (20/4) bahwa mereka telah mencatat 250 kasus MERS yang dikonfirmasi laboratorium di seluruh dunia, di mana 93 orang yang terinfeksi meninggal dunia. (AFP)
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...