11.000 Anak Telah Terbunuh Selama Perang Suriah
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 11.000 anak terbunuh sejak perang sipil di Suriah. Mereka termasuk 128 anak yang meninggal karna serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus lalu dan ratusan anak yang jadi sasaran penembak jitu, kata sebuah kelompok studi asal Inggris pada Minggu (24/11).
The Oxford Research Group, yang mengkhususkan diri pada masalah keamanan global, mengatakan dalam sebuah studi baru, bahwa tercatat ada 11.420 kematian anak-anak berusia 17 tahun ke bawah di Suriah.
Laporan yang berjudul "Stolen Futures: The hidden toll of child casualties in Syria", menganalisis data dari awal konflik pada Maret 2011 sampai Agustus 2013.
Mereka yang membuat studi menambahkan bahwa, mereka sudah mencatat penyebab kematian 10.586 anak, dan 128 anak dicatat karena dibunuh oleh senjata kimia di Ghouta, dekat Damaskus, 21 Agustus, 2013 dalam serangan yang Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya menyalahkan pada rezim Presiden Bashar al - Assad.
Mereka menambahkan, bahwa 764 anak-anak dieksekusi dan 389 dibunuh oleh penembak gelap dalam konflik.
Senjata peledak telah menyebabkan lebih dari 70 persen kematian anak-anak Suriah, sementara tembakan senjata kecil menyumbang lebih dari seperempat, demikian menurut penelitian itu.
"Apa yang paling mengganggu dari temuan laporan ini tidak hanya angka pasti anak-anak yang tewas dalam konflik ini, tetapi cara mereka dibunuh," kata Hamit Dardagan, co-auditor laporan studi itu.
"Dibom di rumah mereka, di komunitas mereka, tertembak dalam baku tembak, ditargetkan oleh penembak jitu, dieksekusi, bahkan digas dan disiksa."
"Semua pihak di konflik perlu mengambil tanggung jawab melindungi anak-anak, dan akhirnya menemukan solusi damai bagi perang itu sendiri."
Oxford Research Group menambahkan bahwa jumlah anak laki-laki yang meninggal lebih banyak dari anak perempuan yang dibunuh dengan rasio sekitar dua banding satu.
Anak-anak dalam kelompok usia yang lebih tua, lebih sering menjadi sasaran daripada anak-anak yang lebih muda. Anak laki-laki berusia antara 13-17 tahun adalah korban yang paling sering menjadi target pembunuhan.
"Dunia harus mengambil peran lebih dekat dalam efek konflik terhadap anak-anak Suriah," kata Dardagan. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...