1.180 Gereja Bantu Pindahkan Pengungsi Suriah
SATUHARAPAN.COM - World Relief menyebutkan bahwa jumlah pengungsi yang telah menetap di Amerika Serikat meningkat dua kali lipat. Dalam 12 bulan, lembaga ini telah menangani perpindahan 9.759 pengungsi ke Amerika Serikat. Jumlah ini terbesar sejak 1999.
“Tugas yang diberikan kepada kami pada awalnya sebenarnya cukup berat, namun para staf dan sukarelawan telah bekerja keras untuk mewujukannya,” ujar Scott Arbeiter, presiden World Relief.
Hambatan datang bersamaan dengan pelarangan masuknya pengungsi Suriah oleh Negara Bagian Indiana dan Texas. Alasan penolakan itu adalah ketakutan bahwa ada teroris yang menyusup melalui pengungsi. Hal itu diungkapkan calon wakil presiden dari Partai Republik, Mike Pence, sebagai Skenario Mimpi Buruk. Richard Posner, Hakim di Seventh Circuit Court di Appeals, menyatakan tidak ada teori yang mendasari keyakinan itu. Empat hari kemudian, Jaksa Agung Negara Bagian Texas membatalkan keputusan negara bagian yang telah melarang masuknya pengungsi Suriah ke Texas.
Melalui 26 cabang dan jaringan gereja lokalnya, World Relief telah memindahkan 1.400 pengungsi pada bulan September. Lembaga ini mendukung rencana pemerintah untuk menambah jumlah pengungsi yang dapat dipindahkan menjadi 30 persen lebih banyak tahun depan.
“Kami sudah mempersiapkan pertemuan-pertemuan untuk memperjuangkan penambahan pengungsi yang dapat dipindahkan dengan menyediakan pendampingan bagi kaum pengungsi,” ujar Arbeiter. Kebijakan Administrasi Presiden Obama memberikan peluang kepada 110.000 pengungsi termasuk 13.000 pengungsi Suriah, yang disebar ke 50 negara bagian.
World Relief adalah satu dari sembilan lembaga resmi untuk perpindahan pengungsi. Lembaga ini bekerja sama dengan 1.180 gereja untuk mendampingi pengungsi.
“Kami berharap bahwa kongres dan negara bagian mendukung hal ini, meskipun kami melihat justru sebaliknya terjadi,” ujar Jenny Yang, presiden World Relief untuk advokasi dan politik.
Banyak pihak yang menolak pengungsi karena khawatir teroris akan memanfaatkan para pengungsi. Sumber dari Institusi Libertarian Cato menyatakan peluang diserangnya warga Amerika oleh teroris itu 1 banding 364 juta tiap tahunnya. Penolakan juga terjadi karena kekhawatiran bahwa pengungsi akan membawa penyakit, seperti TBC dan HIV.
Pelayanan Gereja Dunia (CWS) terpanggil untuk menambah jumlah pengungsi yang dapat ditampung. “Kalau ada yang menargetkan jumlah pengungsi 200.000 tahun depan, mereka sedang menyangkali komitmen pemerintah yang menambah jumlah pengungsi yang ditampung menjadi dua kali lipat, “ ujar sumber CWS. CWS sendiri mewakili 37 organisasi Kristen.
Pengungsi Muslim yang ditampung jumlahnya sudah mencapai 38.900 pada 2016, lebih banyak dari tahun lalu yang mencapai 35.500 pengungsi.
“Selama 15 tahun, Amerika Serikat telah menampung 399.667 pengungsi Kristen dan 279.339 pengungsi Muslim. Itu berarti dari total jumlah pengungsi yang telah diterima di Amerika Serikat 46 persen adalah pengunsi Kristen dan 32 persen Muslim. (christianitytoday.com/spw)
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...