125 Mahasiswa Dikerahkan Bantu Jamaah Haji
MEKKAH, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 125 mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di berbagai negara di Timur Tengah dikerahkan untuk membantu jamaah dalam menunaikan ibadah haji tahun ini.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015 M, Ahmad Dumyathi Bashori, kepada Tim Media Center Haji (MCH) di Jeddah, Arab Saudi, pada hari Minggu (7/9) mengatakan para mahasiswa tersebut akan segera masuk ke Mekkah setelah urusan visa mereka selesai.
"Insya Allah (visa) telah bisa diselesaikan," katanya. Para mahasiswa dari sembilan negara di Timur Tengah yang akan membantu jamaah calon haji Indonesia itu, dia akui, terkendala masuk ke Mekkah, karena kuota Indonesia pada sistem e-hajj terlampaui.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut sebagian besar kuliah di Kairo (Mesir), Khartum (Sudan), dan Tunisia. Dumyathi mengatakan mahasiswa lainnya dari Suriah dan Lebanon tidak dapat masuk dalam kuota visa e-hajj, namun mereka akhirnya menggunakan visa lain.
Bantuan tenaga mahasiswa untuk mendukung kerja PPIH melayani jamaah di Mekkah tersebut, kata dia, sangat diharapkan karena jumlah petugas dari tanah air masih minim.
Selain itu, kemampuan bahasa Arab mereka yang bagus sangat membantu mengatasi masalah jamaah terkait dengan komunikasi dengan petugas di Arab Saudi, di samping memperkuat tenaga mengarahkan jamaah di halte-halte Bus Shalawat.
"Saat ini sebenarnya sudah (kedatangan mereka) sangat terlambat," kata dia.
Dumyathi yang mengaku sudah keliling terminal dan halte Bus Shalawat merasa khawatir dengan minimnya petugas yang akan berakibat jamaah tidak terlayani dengan baik.
"Ada (halte) yang petugasnya hanya satu atau dua orang. Kalau mereka tidak datang, akan sangat membebani sekali karena jumlah petugas kita memang minim," kata dia.
Sementara itu, Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah, Nurul Badruttamam, mengusulkan untuk musim haji tahun depan sebaiknya ada kepastian terkait waktu kedatangan mahasiswa yang menjadi tenaga musiman itu.
Menurut dia, harus ada diplomasi khusus ke pemerintah negara tempat sembilan mahasiswa Indonesia itu belajar, agar hambatan visa yang terjadi hampir tiap tahun tidak terulang.
"Kalau memang tidak bisa dipastikan waktu kedatangannya (mahasiswa), maka sebagai evaluasi, untuk musim haji tahun depan sebaiknya rekrut tenaga musiman yang pasti-pasti saja, bisa dari mukimin (warga negara Indonesia yang bermukim di Arab Saudi)," kata Badruttamam. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...