130 Diselamatkan dari Gedung Teater Yang Dibom Rusia, Nasib Lainnya Belum Jelas
MARIUPOL, SATUHARAPAN.COM-Ombudswoman hak asasi manusia Ukraina mengatakan pada hari Jumat (18/3) bahwqa 130 orang telah diselamatkan sejauh ini dari sebuah gedung teater yang dibom di Mariupol, tetapi masih belum ada informasi tentang lebih dari 1.000 orang yang diyakini para pejabat sedang berlindung di sana ketika bom itu jatuh.
Ombudswoman, Lyudmyla Denisova, mengatakan pekerjaan penyelamatan sedang berlangsung di lokasi, yang menurut Ukraina terkena serangan udara Rusia yang kuat pada hari Rabu. Rusia telah membantah membom teater atau menargetkan warga sipil.
“Penolong sedang bekerja. Hanya ada informasi ini: 130 orang masih hidup dan telah dibawa keluar. Sisanya menunggu bantuan,” katanya di televisi nasional.
Ini adalah pertama kalinya pihak berwenang Ukraina membagikan perkiraan jumlah orang yang selamat dari serangan itu. Belum ada konfirmasi mengenai jumlah kemungkinan korban.
“Menurut data kami, masih ada lebih dari 1.300 orang di sana yang berada di ruang bawah tanah ini, di tempat perlindungan bom itu,” kata Denisova, mengacu pada tempat perlindungan bawah tanah di bawah teater.
Reuters tidak dapat memverifikasi angka-angka tersebut secara independen. Dewan kota Mariupol sebelumnya mengatakan ada lebih dari 1.000 orang berlindung di bawah teater.
Rusia Tekan Warga Sipil
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pasukan Rusia memblokade kota-kota terbesar di Ukraina untuk menciptakan "bencana kemanusiaan" dengan tujuan membujuk warga Ukraina untuk bekerja sama dengan mereka.
Dia mengatakan Rusia mencegah pasokan mencapai kota-kota yang dikelilingi di tengah dan tenggara negara itu. "Ini adalah taktik yang benar-benar disengaja," kata Zelenskyy dalam pidato video malam hari kepada bangsa, difilmkan di luar di Kiev, dengan kantor kepresidenan di bawah cahaya lampu di belakangnya.
Dia mengatakan lebih dari 9.000 orang dapat meninggalkan Mariupol yang terkepung pada hari terakhir, dan secara keseluruhan lebih dari 180.000 orang telah dapat melarikan diri ke tempat yang aman melalui koridor kemanusiaan.
Dia kembali mengimbau Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mengadakan pembicaraan dengannya secara langsung. "Saatnya bertemu, saatnya berbicara," katanya. "Saya ingin didengar oleh semua orang, terutama di Moskow."
Dia mencatat bahwa 200.000 orang yang dikumpulkan Putin di dalam dan di sekitar stadion Moskow pada hari Jumat untuk unjuk rasa mengibarkan bendera hampir sama dengan jumlah pasukan Rusia yang dikirim ke Ukraina tiga pekan lalu.
Zelenskyy kemudian meminta penontonnya untuk membayangkan stadion yang dipenuhi ribuan orang Rusia yang tewas, terluka, atau cacat dalam pertempuran itu. (Reuters/AP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...