15 Anak Meninggal, CDC Deklarasikan Flu Sebagai Wabah
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM - Lima belas anak telah meninggal akibat komplikasi dari flu dalam musim ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mencatat, dan secara resmi menyatakan sebagai penyakit epidemi.
Jumlah negara bagian yang melaporkan tingginya aktivitas penyakit influenza, meningkat dari 13 menjadi 22 negara bagian sejak laporan pekan lalu.
Jumlah orang yang dirawat inap juga naik minggu ini, anak-anak dan remaja menjadi empat kali lebih tinggi dari biasanya. Setidaknya enam anak Tennessee telah meninggal akibat flu tahun ini.
Departemen Kesehatan melaporkan Tennessee berada dalam kategori daerah sebaran wabah flu yang parah, pada Senin (29/12), menurut CDC. Sejauh ini, Rumah Sakit Anak East Tennessee telah merawat 442 anak dengan sakit flu dalam bulan ini.
Sementara tahun ini virus sangat parah, kepala kesehatan dan redaksi medis ABC News, Dr Richard Besser mengatakan, flu selalu dapat mematikan bagi anak-anak, orang tua dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah.
"Setiap tahun sekitar seratus anak meninggal karena flu," katanya di "Good Morning America", Selasa (30/12)
CDC melaporkan, sekitar 90 persen dari kasus flu tahun ini telah menjadi subtipe H3N2.
“Strain flu diberi nama untuk jenis molekul sekitar bagian luar partikel virus,“ kata Dr Pritish Tosh, seorang dokter penyakit menular di Mayo Clinic dan anggota dari kelompok riset vaksin Mayo.
“Ada 17 jenis hemagglutinin atau partikel H yang memungkinkan virus untuk mengikat sel-sel dan sembilan jenis neuraminidase atau partikel N yang memungkinkan virus untuk menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh, “ katanya.
“ H3 subtipe cenderung mengarah pada jumlah terbesar rawat inap dan kematian, “ kata Tosh.
Negara-negara yang paling terpukul berada di selatan, Midwest dan bagian barat negara itu, meskipun Patsy Stinchfield, direktur pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Anak dan Klinik Minnesota, mengatakan penyebabnya tidak jelas.
"Satu hal yang kita ketahui tentang influenza adalah bahwa hal itu tidak dapat diprediksi," kata Stinchfield. "Kami tidak sepenuhnya memahami mengapa, tapi tingkat vaksinasi yang rendah mungkin ada hubungannya dengan daerah terkena wabah paling parah."
Besser mengatakan, selama empat tahun musim flu masa lalu, kejadiannya berturut-turut dan makin parah, dan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Meskipun vaksin saat ini tampaknya tidak begitu cocok untuk jenis virus ini, Besser mengatakan, masih masuk akal untuk mendapatkan vaksinasi flu, terutama jika anda berada dalam kelompok risiko tinggi. (abcnews.go.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...