17 Orang Ditahan, Diduga Akan Bentuk Negara Islam Malaysia
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Malaysia menahan 17 tersangka militan yang merencanakan aksi terorisme di negeri itu hari Senin (6/4), di tengah-tengah parlemen memperdebatkan rancangan undang-undang anti-terorisme.
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengungkapkan bahwa mereka yang ditahan berusia antara 14 dan 44 tahun dan merencanakan untuk menculik beberapa tokoh negara itu. Sementara menurut situs berita The Star, 17 militan itu ditangkap di Bukit Aman dan mereka berencana membangun rezim negara Islam di Malaysia.
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar, dalam pernyataan yang dikutip media itu menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan itu, mereka membangun sel teror dan berencana menculik tokoh penting (VIP), serta merampok untuk mendanai kegiatan teror mereka.
"Kami menerima informasi bahwa mereka juga berencana untuk menyerang beberapa kamp militer dan kantor polisi untuk meningkatkan kekuatan senjata mereka. Lokasi yang diidentifikasi sebagai target teror sel ini berada di Kuala Lumpur dan Putrajaya," katanya dalam sebuah pernyataan, hari Selasa (7/4).
Catatan Imam Samudra
Khalid menambahkan bahwa di antara 17 orang yang ditahan itu ada dua personil Angkatan Bersenjata dan militan Indonesia. Mereka diyakini sebagai mantan anggota kelompok teror yang disebut sebagai Jemaah Islamiyah.
"Kami percaya bahwa mereka juga menerima dana dari kelompok teror di negara tetangga (Indonesia),’’kata dia. Dengan penangkapan itu, Malaysia telah menahan 92 orang sejak Februari yang terkait dengan dugaan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
Menurut Mendagri Malaysia, polisi juga menemukan catatan rinci tentang pembuatan bom berasal dari Imam Samudra, teroris asal Indonesia yang merupakan salah satu dalang ledakan bom mematikan di Bali tahun 2002 yang membunuh lebih dari 200 orang.
Beberapa dari mereka yang ditahan adalah mantan anggota kelompok Mujahidin Malaysia (KMM). Kelompok diduga terkait pembunuhan seorang anggota parlemen dari Kedah dan serangan pada kantor polisi dekade lalu.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...