18 Kolaborator Israel Dieksekusi di Palestina
• Mereka diduga memberi informasi kepada militer Israel selama agresi enam pekan
• Tidak ada konfirmasi apakah eksekusi itu disetujui oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Televisi Hamas pada hari Jumat (22/8) melaporkan bahwa 18 orang telah dieksekusi karena diduga membantu Israel dalam enam pekan serangan di Jalur Gaza.
Enam dari mereka berlaku dengan menyambar di antara ratusan jamaah yang meninggalkan masjid terbesar di kota itu, dengan laki-laki dalam seragam sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, kata saksi kepada AFP.
Mereka ditekan ke tanah. Salah satu pria bertopeng berteriak: "Ini adalah saat-saat terakhir bagi kolaborator musuh, Zionis." Dan orang-orang bersenjata menghujani mereka dengan peluru.
Sebelumnya, saksi lain melihat 11 orang ditembak mati di alun-alun di dekat puing-puing markas polisi Gaza yang hancur dibom oleh pesawat tempur Israel.
Orang-18 ditembak di depan warga masyarakat dalam insiden terpisah di dekatnya.
Situs yang terkait dengan Hamas, Majd, mengatakan bahwa 11 orang meninggal setelah mereka "memberi informasi kepada musuh, Zionis."
Pada hari Kamis, Majd mengatakan bahwa tiga orang telah dihukum mati dan tujuh ditangkap oleh sayap militer Hamas karena diduga memberitahu lokasi target serangan Israel.
Pesawat Israel membunuh tiga komandan Hamas terkemuka dalam sebuah serangan fajar pada hari Kamis dan Selasa membunuh istri dan dua anak pemimpin Hamas dan kepala militer, Mohammed Deif, dalam serangan yang menargetkan gedung berlantai enam di kota Gaza. Perempuan lain dan anak-anak meninggal akibat serangan udara yang sama.
Majd juga melaporkan pada 6 Agustus bahwa "sejumlah" orang Palestina yang menjadi kolaborator Israel diduga telah meninggal, tanpa menyabutkan kapan dan di mana terjadi.
Pada tanggal 13 Juli, saksi di kota di selatan, Rafah, melaporkan bahwa dia melihat orang-orang bersenjata membunuh seorang pria di jalan dalam insiden lain yang tampaknya merupakan eksekusi terhadap orang yang dicurigasi sebagai kolaborator musuh.
Serangan militer Israel di Jalur Gaza dimulai pada tanggal 8 Juli, telah membunuh sekitar 2.090 warga Palestina dan 67 orang Israel.
Menurut hukum Palestina, bekerja sama dengan Israel, melakukan pembunuhan dan perdagangan narkoba bisa hukuman mati.
Secara prinsip, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang memimpin Otorita Palestina yang didukung Barat, menyetujui semua eksekusi tersebut. Namun tentang hal ini tidak ada konfirmasi.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza sejak faksi ini menang dalam pemilihan parlemen pada tahun 2006. Meskipun Hamas menyerahkan tampuk kekuasaan kepada pemerintah persatuan pada awal Juni, faksi ini tetap secara de facto menguasai Gaza.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...