Abbas Minta PBB Bahas Pembentukan Negara Palestina Merdeka
• Presiden Palestina dan pemimpin Hamas bertemu di Doha, Qatar
• Palestina juga meminta segera diakhiri blokade Gaza oleh Israel
DOHA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Palestina dan pemimpin Hamas di pengasingan mendesak PBB untuk menyusun jadwal pembahasan untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina dan pembentukan negra Palestina merdeka, kata media pemerintah Qatar.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, dalam pembicaraan di Doha, menyampaikan sikap terkait pertempuran yang berlanjut di Jalur Gaza yang terkepung, kata kantor berita negara Qatar, QNA.
Kedua pemimpin Palestina itu mengadakan pembicaraan di Doha sejak Kamis yang diselenggarakan oleh emir Qatar, yang merupakan pendukung utama Hamas.
Diskusi mereka di istana Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, dilakukan setelah pertempuran di Gaza berkobar pada hari Selasa sebagai upaya gencatan senjata yang ditengahi Mesir menemui kebuntuan.
Pembicaraan terhenti karena Israel bersikeras meminta jaminan keamanan dari serangan roket oleh militan Hamas di Gaza sebagai syarat mengakhiri delapan tahun blokade Israel.
QNA mengatakan bahwa Abbas dan Meshaal membahas "agresi" Israel di Gaza dan menggarisbawahi "pentingnya untuk bertindak pada semua tingkatan untuk ... mengakhiri blokade Israel di Gaza".
Mereka juga sepakat untuk meminta dari PBB mengeluarkan resolusi yang akan menentukan jadwal untuk mengakhiri pendudukan Israel dan pembentukan negara Palestina merdeka.
Badan itu mengatakan Abbas akan melakukan langkah-langkah diplomatik yang diperlukan untuk mencapai resolusi tersebut.
Loyalis Hamas di Gaza telah didorong oleh Abbas untuk bergabung dengan pemerintah persatuan nasional dengan faksi Fatah pada bulan Juni, dan hal itu memicu kemarahan Israel.
Selama pertemuan mereka, Abbas dan Meshaal menekankan bahwa pemerintah persatuan "mewakili semua orang Palestina dan kepentingan mereka", kata QNA.
Dilaporkan bahwa penguasa Qatar berbicara melalui telepon pada hari Jumat dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon, untuk mendiskusikan upaya-upaya untuk menghentikan "agresi Israel di Gaza dan pencabutan blokade".
Sayap bersenjata Hamas menyatakan gencatan senjata selama upaya itu pada hari Rabu setelah Israel melakukan sebuah upaya pembunuhan yang gagal terhadap pemimpinnya, Mohammed Deif, dan membunuh istri serta dua anaknya.
Setidaknya 2.092 warga Palestina di Gaza meninggal sejak Israel memulai serangannya ke Gaza pada 8 Juli.
Sebanyak 68 warga Israel meninggal, 64 di antaranya tentara dan empat warga sipil. Sementara itu, kasus terbaru adalah anak usi empat tahun meninggal akibat tembakan mortir pada hari Jumat. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...