20% Penduduk Korsel Telah Terinfeksi COVID-19
Kasus baru melonjak hingga 490.000 lebih dalam sehari, dan kasus kematian meningkat.
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Total infeksi virus corona di Korea Selatan mencapai 10 juta, atau hampir 20% dari populasi negara itu, kata pihak berwenang pada Rabu (23/3), ketika melonjaknya kasus parah dan kematian semakin membebani krematorium dan rumah duka di seluruh negeri.
Negara ini telah berjuang melawan rekor gelombang COVID-19 yang didorong oleh varian Omicron yang sangat menular, bahkan ketika sebagian besar membatalkan upaya pelacakan dan karantina yang dulu agresif dan mengurangi pembatasan jarak sosial.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 490.881 kasus pada hari Selasa (22/3), penghitungan harian tertinggi kedua setelah memuncak pada 621.205 pada 16 Maret. Total beban kasus naik menjadi 10.427.247, dengan 13.432 kematian, naik 291 sehari sebelumnya.
Tingkat infeksi dan kematian di negara itu masih jauh di bawah yang tercatat di tempat lain, karena hampir 87% dari 52 juta penduduknya telah divaksinasi lengkap dan 63% telah menerima suntikan booster.
Tetapi jumlah kematian hampir dua kali lipat hanya dalam waktu sekitar enam pekan, dengan kematian harian memuncak pada angka 429 hari Jumat lalu, memicu permintaan untuk pengaturan pemakaman.
Kementerian kesehatan pada hari Senin menginstruksikan 60 krematorium nasional untuk beroperasi lebih lama untuk membakar hingga tujuh mayat dari sebelumnya lima per hari, dan 1.136 rumah duka mampu menyimpan sekitar 8.700 mayat untuk memperluas fasilitas mereka.
"Kapasitas krematorium meningkat," kata pejabat kementerian Son Young-rae. "Tapi masih ada perbedaan regional."
Pihak berwenang telah meningkatkan kapasitas kremasi harian gabungan dari sekitar 1.000 menjadi 1.400 per hari mulai pekan lalu. Tetapi tumpukan besar mayat dan penantian panjang terus dilaporkan di wilayah Seoul yang lebih padat penduduknya, kata Son.
Data kementerian kesehatan menunjukkan bahwa 28 krematorium di kota Seoul beroperasi pada kapasitas 114,2% pada hari Senin, sementara rasionya mencapai sekitar 83% di wilayah lain seperti Sejong dan Jeju.
Krematorium akan diizinkan untuk sementara menerima reservasi dari luar wilayah mereka, yang saat ini dilarang oleh beberapa pemerintah daerah, untuk mengatasi penumpukan, kata Son.
Jumlah pasien yang sakit kritis telah membubung di atas 1.000 selama dua pekanterakhir, tetapi bisa naik menjadi 2.000 pada awal April, kata pejabat kementerian kesehatan lainnya Park Hyang. Sekitar 64,4% dari tempat tidur unit perawatan intensif ditempati pada hari Rabu, dibandingkan dengan sekitar 59% dua pekan sebelumnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan kasus dan kematian yang parah, badan keamanan obat Korea Selatan memberikan persetujuan darurat untuk penggunaan pil pengobatan COVID-19 Merck & Co Inc (MRK.N) untuk orang dewasa.
Tablet molnupiravir, bermerek Lagevrio, adalah antivirus oral kedua yang disahkan di Korea Selatan setelah Paxlovid dari Pfizer Inc (PFE.N). Lagevrio hanya akan diizinkan untuk pasien yang berusia 18 tahun atau lebih dan tidak hamil dan tidak dapat diobati dengan obat injeksi atau Paxlovid yang sangat efektif, kata badan keamanan obat.
Kementerian kesehatan mengatakan pengiriman pertama pil Lagevrio untuk 20.000 orang diperkirakan akan tiba pada Kamis. "Sistem medis berada di bawah tekanan besar, meskipun masih dioperasikan dalam kisaran yang dapat dikelola," kata Park dalam briefing pada hari Rabu.
"Kami akan lebih fokus pada kelompok berisiko tinggi ke depan, dan melakukan pemeriksaan terus-menerus untuk memastikan tidak ada titik buta." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...