20% Warga Belum Disiplin Memakai Masker
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 20 persen warga masyarakat di Indonesia belum menerapkan disiplin menggunakan masker dengan benar sesuai aturan, menurut survei kepedulian dari BPS (Biro Pusat Statistik) tentang COVID-19.
Hal itu disampaikan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes, hari Kamis (13/8). Dia katakan bahwa 80 persen warga telah disiplin dalam menggunakan masker.
Kampanye penggunaan masker juga terus digencarkan karena penularan COVID-19 yang awalnya sebagian besar hanya berasal dari imported case atau local transmission kini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain secara langsung. Ia juga mengatakan, sifat dari virus COVID-19 yang terus berubah yang mengharuskan kita lebih disiplin dalam menggunakan masker.
"Ada perubahan-perubahan dari sifat virus itu sendiri, sehingga pemakaian masker itu paling tidak mencegah terjadinya penularan dan mencegah infeksi dari orang lain," kata Riski dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta.
Pada kurun waktu dua sampai tiga pekan ini pemerintah akan memfokuskan pada penyampaian informasi gerakan menggunakan masker terlebih dahulu agar masyarakat semakin paham akan pentingnya menggunakan masker untuk mengurangi potensi penularan COVID-19 di Indonesia, meliputi pemilihan masker hingga pembuangannya.
Cama Menggunakan
"Ada cara memilih, kemudian menggunakannya dengan benar, dan membuangnya jangan sampai jadi penularan bagi yang lain," jelas Riski. Masyarakat perlu mengetahui jenis masker yang secara umum digunakan selama masa pandemi, antara lain adalah masker N95, masker medis, dan masker kain. Penggunaan dari ketiga masker tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat sendiri.
Namun hal yang paling penting ketika menggunakannya adalah sebisa mungkin menghindari menyentuh bagian tengah masker agar tidak ada bakteri yang ada di tangan.
Masyarakat juga perlu memperhatikan di mana dan cara membuang masker yang sudah digunakan dengan benar agar tidak dimanfaatkan kemudian digunakan kembali untuk dijual di masyarakat.
Dia mengatakan sempat menemukan masker bekas dijual kembali. “Anda harus waspada, kalau mau buang, gunting atau putuskan pengaitnya sehingga tidak mungkin dipakai lagi," kata Riski.
Seluruh elemen masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama membiasakan diri dengan perilaku berdasarkan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus COVID-19 yang berimbas kepada bertambahnya jumlah kasus positif ataupun kematian di Indonesia.
"COVID ini luar biasa, mengubah cara bekerja kita, cara bergaul kita. Kalau kita tidak melakukan penyesuain..., maka kita tidak berubah peradabannya,” kata Riski.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...