200 Ribu Orang Melarikan Diri Setelah ISIS Kuasai Kota Sinjar, Irak
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menguasai kota Sinjar dan kota lain di Irak menyebabkan sekitar 200.000 orang melarikan diri, pada hari Minggu (3/8). Dan pejabat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengkhawatirkan hal itu akan memicu tragedi kemanusiaan, kata pejabat PBB, hari Minggu (3/8).
Sementara itu, situs Al Arabiya memberitakan bahwa ISIS telah mengambil alih control atas sebuah bendungan terbesar Irak yang mengancam kota Baghdad dengan kemampuan untuk mengendalikan banjir atau pasokan air ke kota itu.
Disebutkan juga bahwa ISIS memperluas wilayah dengan menguasai kota yang berpenduduk campuran, Zumar di dekat kota Mosul, wilayah Kurdi yang dikuasai ISIS dua bulan lalu. Gerakan ISIS dihadang oleh oleh para pejuang Kurdi, namun mereka terpaksa mundur.
"Sebuah tragedi kemanusiaan sedang berlangsung di Sinjar,” kata utusan PBB di Irak, Nickolay Mladenov. "PBB sangat prihatin dengan keselamatan warga sipil tersebut," kata dia dalam pernyataan itu. Mereka lari ke pegunungan, dan mungkin terjebak di tengah-tengah kelompok jihad.
"Situasi kemanusiaan warga sipil tersebut dilaporkan sebagai mengerikan, dan mereka sangat membutuhkan barang-barang dasar seperti makanan, air dan obat-obatan," kata pernyataan itu.
Sinjar dikendalikan oleh pasukan Kurdi, tetapi mereka menarik diri pada hari Minggu, setelah dua hari berturut-turut bertempur dan kehilangan kota Peshmerga, kota Zumar dan dua ladang minyak di dekat wilayah itu pada hari Sabtu (2/8).
Sinjar adalah rumah bersejarah bagi Yazidi, minoritas berbahasa Kurdi yang mengikuti kepercayaan pra-Islam yang berasal dari bagian Zoroastrianisme. Mereka menjadi target para jihadis, yang menyebut mereka sebagai penyembah setan.
Mladenov mendesak pemerintah wilayah otonomi Kurdi di Irak utara dan pemerintah federal di Baghdad untuk bekerja sama sepenuhnya dalam mengatasi krisis.
ISIS yang melakukan serangan ke Irak melalui wilayah utara, juga memperingatkan warga di desa-desa terdekat di sepanjang perbatasan Irak dengan Suriah untuk meninggalkan rumah mereka. Hal itu menunjukkan mereka sedang merencanakan serangan, kata saksi.
Sementara Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah menyampaikan bahwa ISIS mengumumkan bahwa kota Khesham dan Tabia di Suriah Utara sebagai daerah militer, dan sipil harus dievakuasi ke daerah-daerah di dekatnya.
ISIS membunuh 16 tentara Kurdi dalam serangan di Irak utara itu, sementara 30 pasukan pro pemerintah meninggal di garis depan lainnya, kata para pejabat Irak, hari Sabtu (2/8).
ISIS disebutkan menguasai sebagian besar ladang minyak dan gas di Irak dan Suriah dan menjual minyak mentah untuk membiayai jaringan aktivis mereka di Suriah dan Irak.
ISIS adalah kelompok Islam Sunni yang telah berperang di Suriah melawan presiden negara itu, Bashar Al-Assad, dan kemudian melancarkan serangan ke Irak pada bulan Juni. Mereka mengambil alih kekuasaan sebagian wilayah negara itu, dan bertujuan merebut Baghdad.
Pada bulan Juni, militan ISIS mengumumkan mendirikan sebuah kekhalifahan di perbatasan Irak dan Suriah, di wilayah di mana penduduknya termasuk orang-orang Kristen dans agama lainnya. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...