Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 10:35 WIB | Kamis, 15 Desember 2016

2017 Indonesia Impor Gas dari Iran

Pemerintah Indonesia membuka era baru dalam hubungan kerja sama antara Indonesia dan Iran.
2017 Indonesia Impor Gas dari Iran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Iran, Hassan Rouhani sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi serta minyak dan gas bumi (migas) dalam pertemuan di Istana Jomhouri, Sa'dabad, Teheran, Iran, hari Rabu (14/12). (Foto-foto: BPMI Setpres)
2017 Indonesia Impor Gas dari Iran
Presiden Jokowi dan Presiden Rouhani mengadakan pertemuan Tete-a-tete (pembicaraan/pertemuan antara dua orang saja).
2017 Indonesia Impor Gas dari Iran
MOU Kerja sama Kelistrikan dan Energi Terbarukan ditandatangani oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Energi Iran.
2017 Indonesia Impor Gas dari Iran
Tiba di Istana Jomhouri sekitar pukul 09.38 waktu setempat (13.08 WIB), Presiden Joko Widodo disambut langsung oleh Presiden Hassan Rouhani. Keduanya kemudian melakukan pemeriksan barisan kehormatan usai lagu kebangsaan kedua negara selesai diperdengarkan.

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Iran, Hassan Rouhani sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi serta minyak dan gas bumi (migas) dalam pertemuan di Istana Jomhouri, Sa'dabad, Teheran, Iran, hari Rabu (14/12).

Kunjungan Presiden Jokowi tersebut merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Presiden Rouhani berkunjung ke Indonesia pada April 2015.

"Saya sangat senang dapat memenuhi undangan Presiden Rouhani berkunjung ke Iran. Saya yakin kunjungan saya kali ini akan membuka era baru, hubungan yang lebih baik lagi antara Indonesia dan Iran," kata Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama usai pertemuan.

Presiden Joko Widodo menerangkan bahwa bentuk kerja sama di bidang tersebut diyakini akan memberi keuntungan bagi Indonesia di mana pemerintah dapat melakukan efisiensi harga untuk pembelian LPG dari Iran.

"Pembelian LPG dari Iran ke Indonesia untuk tahun 2017 sebesar lebih dari 500.000 metric ton. Dan dengan kerja sama pembelian LPG ini, maka efisiensi harga dapat dilakukan," terang Presiden.

Pemerintah Iran juga memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mengungkap rencana investasi pembangunan kilang minyak dan pembangkit listrik mobile di Indonesia oleh Iran.

"Rencana investasi pembanguan refinery di Jawa Timur oleh Iran. Pembangunan mobile power plant oleh Iran di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 MW," kata Presiden.

Selain itu, turut dibahas keduanya mengenai kemungkinan untuk melakukan kerja sama pengelolaan dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri. Sebelumnya pada bulan Agustus lalu, PT. Pertamina dan National Iranian Oil Company telah menandatangani kesepahaman untuk melakukan studi pendahuluan terhadap kedua lapangan minyak raksasa di Iran tersebut.

Hubungan Strategis

Senada dengan Presiden Jokowi, Presiden Rouhani menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Indonesia. Rouhani juga menyambut baik usulan pemerintah Indonesia terkait pengelolaan ladang minyak di Iran.

"Kami siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan pembangkit listrik, bendungan, saluran air, serta berbagai bantuan teknis kepada Republik Indonesia. Dan tentu saja Republik Indonesia juga dapat aktif dan berpartisipasi dalam industri migas di Republik Islam Iran," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Iran juga menganggap kerja sama di sektor energi antara kedua negara merupakan suatu hubungan strategis. Pihaknya pun menyatakan kesiapan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dalam bidang tersebut.

"Tentu saja hubungan antara kedua negara di sektor energi kami anggap sebagai hubungan kemitraan yang strategis. Republik Islam Iran siap untuk memenuhi kebutuhan Republik Indonesia di bidang minyak bumi, gas, LPG, maupun produk sampingan dari industri tersebut," kata Rouhani.

Empat Nota Kesepahaman

Sebelum menyampaikan Pernyataan Pers Bersama, Presiden Jokowi dan Presiden Rouhani mengadakan pertemuan Tete-a-tete, pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatanganan empat nota kesepahaman.

Adapun keempat nota kesepahaman tersebut adalah MOU mengenai Ekstradisi ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kehakiman Iran, Mutual Legal Asisstance ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kehakiman Iran, MOU Kerja sama Kelistrikan dan Energi Terbarukan ditandatangani oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Energi Iran, MOU Kerja sama Investasi ditandangani oleh Kepala BKPM Thomas Lembong dan Kepala Badan Investasi Iran.

Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi di antaranya oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, Ketua OJK Muliaman D. Hadad, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, serta Direktur Utama PLN Sofyan Basir. (Setpres)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home