Rupiah Berpeluang Melemah Pasca Kenaikan Bunga The Fed
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tren penguatan nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir berpeluang terhenti oleh tajamnya penguatan nilai tukar dolar AS setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Pelemahan juga diperkirakan terjadi di berbagai kelas aset berdenominasi rupiah.
Ini dikemukakan oleh analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dalam analisis ekonomi hariannya hari ini (15/12).
Ia memperkirakan pelemahan rupiah berpeluang bertahan beberapa saat sebelum akhirnya terjadi normalisasi.
Ia menambahkan, setelah selama ini para analis mengarahkan perhatian kepada hasil rapat Federal Open Market Committe (FOMC) AS, kini perhatian difokuskan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, hari ini. Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh pengumuman neraca perdagangan hari ini.
Kemarin Bank Indonesia memberikan pernyataan bahwa suku bunga The Fed bisa naik empat kali pada tahun 2017, lebih tinggi dari prediksi sebelumnya. Ini, menurut Rangga, dapat membawa BI menaikkan suku bunga acuan lebih dini, terutama jika inflasi dalam negeri melebihi ekspektasi.
Meskipun demikian, ia memperkirakan RDG BI hari ini akan mempertahankan suku bunga acuan di 4,75 persen, sejalan dengan prioritas stabilitas rupiah yang diutamakan daripada dukungan kepada pertumbuhan.
Dari pasar global, Rangga memperkirakan fokus pasar akan beralih ke pertemuan eksekutif Bank of England malam nanti dan Bank of Japan pada 20 Desember.
Kenaikan suku bunga The Fed membuat dollar index merespon dengan kenaikan tajam sementara imbal hasil US Treasury 10 tahun naik lebih dari 10 basis poin.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...