23 Peneliti LIPI Siap Singkap Potensi Perairan Sumba
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menyelenggarakan Ekspedisi Widya Nusantara (Ewin). Sejumlah 23 peneliti LIPI dari berbagai bidang diberangkatkan ke Perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur pada 4 Agustus mendatang, dengan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII.
Ke-23 peneliti LIPI yang terdiri atas peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi, Pusat Penelitian Geoteknologi, dan Pusat Penelitian Laut Dalam itu akan menjalani ekspedisi penelitian kelautan di Perairan Sumba pada tanggal 4 Agustus hingga 26 Agustus mendatang, sebagai bagian dari komitmen untuk memajukan ilmu pengetahuan di bidang kelautan, serta menggali potensi laut Indonesia.
Ekspedisi ini menjadi bagian dari komitmen besar pemerintah untuk memperhatikan pembangunan sektor kemaritiman, khususnya wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin, menuturkan pemilihan perairan Sumba sebagai tujuan ekspedisi didasarkan atas Sumba diyakini memiliki sumber daya alam laut yang tinggi dan unik. “Kawasan ini berada di bagian selatan zona transisi Wallacea, tempat karakteristik biogeografi Indo-Malaya dan Australasia bertemu. Namun demikian, data ilmiah yang akurat mengenai kondisi sumber daya hayati laut dan konektivitis ekologi kawasan ini masih sangat kurang,” ujarnya.
Padahal, informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan pengelolaan sumber daya maritim, misalnya potensi perikanan dan kesehatan lingkungan perairan.Tidak hanya itu, kawasan Sumba merupakan salah satu kawasan tangkapan perikanan dan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah, menyambung, saat ini pemerintah juga tengah mencanangkan program tol laut yang salah satu fokusnya di Nusa Tenggara Timur. “Seiring dengan peningkatan aktivitas pelayaran dan perikanan, potensi terjadinya pencemaran di kawasan ini akan tinggi. Ekspedisi ini akan memberikan baseline data mengenai kondisi kualitas perairan di kawasan tersebut,” dia menambahkan.
Dirhamsyah menambahkan, ekspedisi ini juga ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang pola arus dan suhu muka laut yang akan digunakan untuk model perubahan iklim dan prediksi suhu di kawasan NTT dan sekitarnya, yang merupakan salah satu kontribusi Indonesia dalam studi perubahan iklim global.
Karena itu ekspedisi ini diharapkan mampu menunjang dan memperkuat visi kemaritiman Indonesia. Pada tataran internasional, ekspedisi ini juga merupakan sumbangsih Indonesia di forum Indian Ocean Rim Association (IORA) dan program International Indian Ocean Expedition-2 (IIOE-2). (lipi.go.id)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...