Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 08:00 WIB | Rabu, 19 Agustus 2015

24 Ambulans Disiapkan Untuk Korban Trigana

Sejumlah karangan bunga diletakkan di depan Kantor Pusat Trigana Air Service, Jakarta, Selasa (18/8). Trigana Air yang dinyatakan hilang kontak pada Minggu (16/8) sore hingga ditemukan hancur setelah menabrak Gunung Tangok di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (Foto: Antara)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 24 ambulans disediakan oleh Pemerintah Provinsi Papua untuk mengevakuasi korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang.

"Pada Selasa malam, kami sudah siagakan 24 mobil ambulans keliling di Bandara Sentani, untuk mengevakuasi jenazah korban pesawat Trigana," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai, di Jayapura, hari Rabu (19/8).

Dia mengatakan 24 mobil ambulans itu dikoordinir langsung oleh tim pusat krisis (crisis center) Dinas Kesehatan Papua.

Dinas Kesehatan Papua menyediakan tiga unit ambulans yang disiapkan itu dari berbagai rumah sakit yang ada di Jayapura, di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura tiga mobil ambulans, Dinas Kesehatan kabupaten Jayapura dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebanyak lima mobil ambulans dan dari rumah sakit swasta di Jayapura," kata dia.

Sedangkan RS Bhayakara Jayapura menyiapkan ambulans serta pihak terakit seperti Basarnas juga menyiapkan mobil ambulan dan jumlah totalnya sebanyak 24 mobil ambulans.

"Saya punya staf dalam tim `crisis center` yang telah siap 24 jam di Bandara Sentani untuk evakuasi korban, dan mereka rutin memberikan informasi terkini menyangkut kondisi korban ke saya selaku kepala Dinas Kesehatan Papua," kata dia.

Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura ini menambahkan, peralatan kesehatan penunjang lainnya untuk evakuasi korban seperti hanskul dan lainnya juga sudah siap dan aman.

Pesawat ATR Trigana Air dilaporkan hilang kontak diduga menabrak Gunung Tangok Distrik Okbape kabupaten Pegunungan Bintang, hari Minggu (16/8).

Pesawat dengan pilot Kapten Hasanudin itu, membawa 49 orang penumpang dan lima kru. Kotak hitam ATR bernomor registrasi IL 257 itu telah ditemukan oleh Sersan Agus Harahap.

Evakuasi Korban Trigana Tertunda karena Cuaca

Sementara itu, rencana evakuasi 54 jenazah korban jatuhnya Trigana masih tertunda akibat cuaca yang tidak bersahabat, baik di Oksibil maupun di lokasi di kawasan Oksob, hari Selasa (18/8).

Komandan Lanud Jayapura Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana kepada Antara di Jayapura, hari Rabu mengatakan akibat cuaca itu hingga saat ini belum ada pergerakan dari Lanud Jayapura.

"Awan tebal dilaporkan masih menyelimuti Oksibil dan sekitarnya," kata Adyana seraya menambahkan pesawat twin otter yang dijadwalkan ke Oksibil masih berada di Sentani.

Diakui, faktor cuaca memang menghambat proses evakuasi, termasuk evakuasi korban yang hingga kini masih berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Pegunungan Oksob.

Ke-54 jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan siap dievakuasi ke Oksibil kemudian dilanjutkan ke Jayapura, kata Adyana.

Sementara itu Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally secara terpisah kepada Antara, mengakui awan tebal dan kabut masih menyelimuti wilayah Oksibil dan sekitarnya.

Tim SAR belum bergerak dan masih menunggu cuaca terang baru melakukan evakuasi dengan menggunakan pesawat helikopter Bell milik Airfast.

Saat ini di Oksibil terdapat dua helikopter yang siap melakukan evakuasi, yakni heli Bell 212 Airfast dan heli MI milik TNI AD.

"Mudah-mudahan cuaca cepat cerah sehingga evakuasi dapat segera dilaksanakan," kata Wally.(Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home