25.000 Pemuda Hadiri Pertemuan Tahunan Komunitas Taize Eropa
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Komunitas ekumenis Taize Eropa menyelenggarakan pertemuan tahunan pada hari Sabtu (29/12) di Strasbourg, Prancis. Hal ini merupakan pertemuan tahunan ke-36 yang diperkirakan dihadiri 25.000 orang dewasa muda dari seluruh Eropa.
Mereka akan berkumpul selama tiga hari di Strasbourg, Prancis dengan kegiatan doa, persekutuan, seminar dan refleksi. Kegiatan itu akan dipimpin oleh Bruder AloÑs.
Pertemuan itu diselenggarakan atas permintaan keuskupan Katolik dan gereja-gereja Protestan di kedua sisi Sungai Rhine di Eropa.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Vatikan, Br AloÑs mengatakan bahwa salah satu aspek penting dari pertemuan ini adalah masalah penginapan. Peserta akan tinggaldi rumah-rumah dan komunitas warga gereja lokal. Hal itu dilakukan untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik antara orang-orang dari berbagai negara dan denominasi Kristen.
Tema tahun ini, kata dia, adalah untuk mencari persekutuan yang terlihat di antara semua orang yang mengasihi Kristus.
Semua pertemuan Eropa "bagaikan stasiun ziarah kepercayaan kami di bumi," kata dia.
Pertemuan itu diadakan di wilayah Alsace, dan di wilayah tetangga Ortenau (Baden, Jerman) dari 28 Desember 2013 hingga 1 Januari 2014.
Pertemuan tahunan komunitas Taize muda dengan tema "ziarah iman di bumi" ini diprakarsai oleh Bruder Roger pada akhir tahun 1970-an.
Orang-orang muda dari seluruh Eropa datang dalam pertemuan itu bersama komunitas gereja lokal di daerah itu.
Pertemuan ini akan menjadi ajang dialog, di mana orang memiliki beberapaperbedaan antara Alsace dan Baden, namun telah menjadi tanda rekonsiliasi di pusat Eropa. Strasbourg, sebuah kota diperkaya dengan berada di persimpangan budaya, telah menjadi tanda penting dari harapan untuk membangun Eropa dalam solidaritas.
Mempertanyakan Iman
"Hari ini, iman bukan hanya sesuatu yang diterima orang muda sebagai tradisi yang mereka teruskan dengan cara alami, tetapi mereka mempertanyakan iman. Mereka ingin memiliki keyakinan itu secara pribadi," kata dia.
"Dan sangat penting sebagai orang Kristen bahwa kita tidak terpisah dalam pengakuan kita yang berbeda," kata dia menambahkan, "tapi bahwa kita mencoba untuk melakukan semua bersama-sama bahwa kita bisa melakukannya bersama-sama."
Tujuan lain dari pertemuan ini adalah untuk menghadapi semua pertanyaan yang sangat konkret yang orang muda hadapi, kata dia.
"Ada pengangguran. Hal ini lebih sulit untuk membuat rencana bagai masa depan para pemuda. Jadi bagaimana bisa iman membantuan untuk pergi melalui masa ini yang sekarang terlihat lebih sulit?" kata dia. (radiovaticana.va/ taize.fr)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...