3 Kapal Perang Baru Siap Isi Armada Tempur TNI AL
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Musim panen alutsista yang mengisi arsenal tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih berjalan. Semua matra mendapatkan berbagai peralatan tempur canggih kelas wahid yang dipercaya akan melambungkan daya tangkal dan daya pukul angkatan perang Indonesia.
TNI AU sudah lengkap menerima 16 heavy fighter Sukhoi Su-27 dan Su-30 serta 16 pesawat tempur taktis/latih lanjut T-50 Golden Eagle. Tahun 2014 ini akan datang 14 pesawat tempur F-16 C/D Fighting Falcon Block 32+ dari total 24 unit yang dipesan. TNI AD juga sedang menunggu kompletnya pesanan heavy tank Leopard 2A4 di tahun ini.
Dalam waktu dekat, TNI AL akan mulai menerima 3 korvet modern dari Inggris. Kapal perang tipe F-2000 Class ini sebenarnya tidak sepenuhnya baru namun bekas pesanan Brunei Darussalam yang batal mengambil karena berbagai alasan. Bahkan Brunei sempat memberi nama ketiga kapal ini sebagai Nakhoda Ragam Class. Beberapa negara sempat menawar kapal perang ini karena tergiur harganya yang sangat murah yaitu sekitar US$ 380 juta untuk 3 kapal dengan perlengkapan tempur dan avionik yang sangat modern.
Dengan seabrek kecanggihannya, mengapa Brunei menolak mengambilnya? Seperti dikutip dari jakartagreater.com, beberapa pengamat militer internasional menduga korvet ini memiliki cacat teknis yaitu dikabarkan bergetar dan agak miring ketika dipacu dalam kecepatan tinggi. Hal ini dikarenakan ukuran kapal yang kecil namun diisi sistem senjata yang besar. Getaran kapal dikhawatirkan mempengaruhi sistem stabilizer senjata, sehingga daya tembak menjadi tidak akurat. Alasan lain disebutkan Brunei batal mengambil 3 korvet ini karena kapasitas angkatan lautnya ternyata tidak mampu mengoperasikan kapal jenis korvet ke atas. Belum jelas sepenuhnya sebenarnya alasan yang benar.
Dan mengapa Indonesia tertarik membelinya? Alasan utamanya adalah ketiga korvet ini bisa diintegrasikan dengan sistem 4 korvet Sigma Class (Diponegoro Class) yang telah dimiliki TNI AL. Apalagi dengan laut yang sedemikian luas, Indonesia membutuhkan banyak kapal perang untuk mengawal teritorialnya. 3 F-2000 Class diyakini akan sangat membantu 4 korvet Sigma Class, 6 fregat Van Speijk Class (Ahmad Yani Class), 3 fregat Fatahillah Class, 1 fregat Ki Hajar Dewantara Class dan 16 korvet Parchim Class (Pattimura Class) dalam mengamankan wilayah laut Republik Indonesia.
TNI AL memang sedang mengejar target Minimum Essential Force dimana kekuatannya harus tergelar dalam jumlah cukup untuk mengamankan wilayah. Dengan US$ 380 juta harga yang dibayar cukup murah dibandingkan saat membeli 4 korvet Sigma Class dari Belanda yang harganya US$ 680 juta untuk 4 unit kapal. Sebuah pilihan yang logis mengingat kebutuhan sangat tinggi sambil menunggu program Korvet Nasional dan Fregat Nasional yang sedang dikerjakan PT. PAL.
Nantinya ketiga korvet ini akan menjadi Bung Tomo Class yang terdiri atas KRI Bung Tomo, KRI John Lie dan KRI Usman-Harun. Puluhan calon awak KRI Bung Tomo sudah bersiap berangkat menjemput dan membawa pulang kapal ini dipimpin Kolonel (P) Yayan Sofiyan. Diperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama ketiga kapal perang canggih ini akan datang dan memperkuat armada tempur TNI AL.
Adapun persenjataan yang diusung Bung Tomo Class ini adalah :
• 2 x 4 MBDA Exocet MM40 Block II (rudal antikapal).
• VLS Mica (rudal antipesawat).
• 1 x Oto Melara 76mm gun (meriam).
• 2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30mm guns (meriam)
• 2 x 3 324mm Sting Ray (torpedo).
• Thales Sensors Cutlass 242 countermeasures
Sedangkan radar dan sensor yang melengkapinya adalah :
• Radamec 2500 electro-optic weapons director.
• Thales Underwater Systems TMS 4130C1 hull-mounted sonar.
• BAE Sys Insyte AWS-9 3D E & F-band air & surface radar.
• BAE Insyte 1802SW I/J-band radar trackers.
• Kelvin Hughes Type 1007 navigation radar.
• Thales Nederland Scout radar for surface search.
Korvet Bung Tomo Class telah dilengkapi Nautis II Command and Weapons Control yang merupakan piranti multifungsi untuk berhadapan dengan ancaman udara dan permukaan laut. Data dan informasi akan disuplai oleh berbagai sensor dan sistem senjata dan dimunculkan ke War-Room yang akan membantu komandan kapal melakukan tindakan.
Selamat datang KRI Bung Tomo, KRI John Lie dan KRI Usman-Harun!
Editor : Prasto Prabowo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...