30 Polisi Terbunuh dalam Bentrokan di Filipina
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya 30 polisi Filipina meninggal dalam bentrokan bersenjata dengan kelompok yang diduga sebagai anggota Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro (Bangsamoro Islamic Freedom Fighters/BIFF) dan Front Pembebasan Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front/MILF) di Provinsi Maguindanao, Filipina Selatan, Minggu (25/1).
Polisi menyatakan bentrokan tersebut terjadi pada dini hari di Kota Kecil Mamasapano. Satuan polisi yang terlibat adalah Pasukan Aksi Khusus dari Polisi Nasional Filipina.
Restituto Padilla, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan prajurit Angkatan Darat belakangan dikerahkan untuk menemukan personel polisi yang terbunuh. Hingga Minggu sore, ia mengatakan militer telah menemukan "sembilan dari 30 polisi yang tewas".
Sementara militer membantu dalam menemukan polisi yang meninggal, personel polisi melancarkan operasi terhadap anasir pelanggar hukum dan melaksanakan surat penangkapan, Padilla menambahkan, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Menurut juru bicara tersebut, Tim Pemantau Internasional (IMT), Kelompok Aksi Gabungan Ad hoc (AHJAG) dan Komite Koordinasi Penghentian Permusuhan (CCCH) "sudah berada di lapangan untuk memfasilitasi penyelesaian damai bentrokan berdarah itu".
IMT, AHJAG dan CCCH adalah mekanisme yang ditetapkan sebagai bagian dari proses perdamaian dengan MILF.
Pemerintah Filipina dan MILF menandatangani kesepakatan perdamaian menyeluruh pada Maret tahun lalu guna mengakhiri konflik bersenjata selama beberapa dasawarsa di Filipina Selatan.
Bagian kesepakatan tersebut akan mensahkan Hukum Dasar Bangsamoro, yang akan menjadi hukum organik bagi Pemerintah Bangsamoro -yang dirancang dan akan mengganti Wilayah Otonomi di Mindanao Muslim, yang akan berakhir pada 2016.
Seorang pejabat militer yang tak mau disebutkan jatidirinya mengatakan anasir pelanggar hukum tersebut terdiri atas anggota MILF dan BIFF. Ia menyatakan militer masih memeriksa apakah keterangan awal itu akurat.
Ketika ditanya mengapa anggota kedua kelompok tersebut berperang secara berdampingan saat mereka diduga memiliki perbedaan, pejabat militer itu mengatakan penyelidikan masih berlangsung.
BIFF adalah sayap bersenjata dari Gerakan Kemerdekaan Islam Bangsamoro, yang memisahkan diri dari MILF pada 2010 akibat perbedaan pendapat mengenai pembicaraan perdamaian dengan pemerintah. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...