330 Juta Warga Terdampak Bencana Kekeringan di India
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM – “Sekitar 330 juta orang terdampak bencana kekeringan di India pada Rabu (20/4),” kata pemerintah, saat negara itu berjuang bangkit dari kelangkaan air parah dan kemiskinan parah petani yang mengalami gagal panen, seperti diberitakan AFP.
Salah seorang pengacara pemerintah paling senior PS Narasimha mengatakan kepada Mahkamah Agung, bahwa seperempat populasi negara itu, tersebar di 10 negara bagian, telah dilanda kekeringan setelah musim penghujan yang lemah selama dua tahun berturut-turut.
Narasimha mengatakan, pemerintah mencairkan dana kepada sejumlah wilayah terdampak tempat kelangkaan hujan yang parah memaksa penjatahan air minum kepada sebagian masyarakat.
Saat musim panas melanda India, sejumlah laporan keluarga dan petani di desa-desa terpencil, yang menempuh jarak jauh untuk mencari air setelah sumur mereka mengering telah mendominasi media setempat.
Narasimha mengatakan, jumlah tersebut pada Selasa (19/4), setelah LSM mengajukan petisi yang meminta Mahkamah Agung memerintahkan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi meningkatkan bantuan di wilayah-wilayah terdampak parah.
Data itu muncul saat suhu tinggi melanda sebagian wilayah India timur, tengah dan selatan dalam beberapa pekan terakhir, dengan puluhan orang tewas akibat cuaca panas.
Menurut YK Reddy, staf ahli pada Badan Meteorologi pemerintah India, seperti yang dikutip dari thewatchers.adorraeli.com, suhu saat ini adalah antara 4 dan 5 ° C (8 sampai 10 ° F) lebih tinggi daripada yang rata-rata untuk bulan April, dan lebih sering terjadi pada bulan Mei. Pejabat lokal di Andra Pradesh, diimbau untuk memberikan air gratis dan susu untuk mereka yang terkena dampak. Orang-orang telah disarankan untuk tinggal di dalam rumah sedapat mungkin selama waktu terpanas hari.
Menurut laporan media, ribuan petani bunuh diri, puluhan ribu hewan ternak mati, dan tanaman telah hilang. Tanker air telah dikirim ke masyarakat petani di Maharashtra. Orang-orang telah dilarang untuk mengebor sumur lebih dalam, dan petani telah diperintahkan untuk berhenti menenam tanaman tebu, yang menelan sejumlah besar air.
Ini adalah tahun kedua, India selatan telah mengalami gelombang panas yang sangat mematikan selama dua tahun berutrut-turut. Tahun lalu sekitar 2 500 orang tewas karena kondisi panas di negeri ini.
Untuk mendidik orang mengenai resiko terkena suhu tinggi di kota Bhubaneshwar, ibukota Odisha, Nagpur di Maharashtra, dan Ahmedabad di Gujarat, pemerintah telah meluncurkan program gelombang panas.
Program ini, memberikan petunjuk tentang cara untuk tetap tenang yang diinformasikan di tempat penampungan, dan tenaga medis yang terlatih untuk membantu mengatasi penyakit yang berhubungan dengan panas seperti stroke dan dehidrasi.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...