Ekuador Kembali Diguncang Gempa 6,1 SR
EKUADOR, SATUHARAPAN.COM – Ekuador kembali diguncang gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter hari Rabu (20/4). Gempa ini menimbulkan kepanikan setelah hari Sabtu (16/4) diguncang gempa berkekuatan 7,8 SR.
Pusat gempa disebukan berada di lepas pantai di dekat kota pesisir Muisne, di barat laut Ekuador, pusat gempa pada kedalaman 16 kilometer. Gempa menimbulkan kepanikan di kalangan warga dan petugas yang tengah mencari korban. Namun tidak ada kerusakan baru yang ditimbulkannya.
Gempa hari Rabu menimbulkan kerusakan yang besar dan menewaskan sedikitnya 525 orang, dan ratusan orang lainnya masih belum ditemukan.
Gempa Ekuador merupakan yang terburuk dalam hampir 40 tahun terakhir. Menurut laporan AFP, para pejabat memperingatkan jumlah korban tewas kemungkinan akan terus meningkat dan para petugas darurat berusaha mengangkat puing untuk menemukan korban, meskipuin kadang-kadang terpaksa menggunakan tangan.
Di antara korban tewas terdapat 11 warga asing, terutama di wilayah pesisir yang populer dengan bisnis turisme. Mereka adalah warga Inggris, Kanada, Irlandia dan beberapa negara Amerika Latin.
Petusag menggunakan anjing pelacak untuk menemukan korban dan penggali mekanik untuk mengangkat puing, terutama di kota-kota pesisir seperti Pedernales dan Manta. Diberitakan bau badan busuk semakin kuat di reruntuhan bangunan akibat suhu panas tropis.
Sedangkan harapan untuk menemukan lebih banyak korban hidup dengan cepat makin sulit.
Paus Fransiskus mengirim pesan solidaritas bagi warga Ekuador untuk kedua kali sejak gempa terjadi hari Sabu.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan kami dan doa kami bagi saudara-saudara Ekuador kami," katanya saat audiensi umum di lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Presiden Ekuador, Rafael Correa, ikut membagikan makanan dan air di zona bencana pada hari Selasa. Dia mengatakan "lelah," tetapi bersumpah untuk mendapatkan bantuan dan pasokan bagi korban dan petugas penyelamat.
"Hal ini sangat sulit, tapi kita bergerak maju," katanya kepada AFP di Manta, yang kondisinya menyerupai zona perang. Pembangunan kembali Ekuador diperkirakan akan menelan biaya sampai US$ 3 miliar dan memerlukan dua atau tiga tahun.
Bank Pembangunan Inter-Amerikan mengumumkan akan memperpanjang pinjaman warga Ekuador untuk keadaan darurat hingga US$ 300 juta.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...