373.000 Anak Palestina Perlu Bantuan Psikologi karena Trauma
Akibat serangan Israel, 219 sekolah di Gaza, Palestina rusak, dan 17.000 rumah hancur
GAZA, SATUHARAPAN.COM – Pejabat lapangan Dana PBB untuk Anak-anak (UNICEF) mengatakan bahwa sekitar 373.000 anak-anak Palestina membutuhkan bantuan psikologi akibat konflik bersenjata beberapa pekan terakhir di Jalur Gaza, Palestina.
Kantor lapangan UNICEF, hari Kamis (21/8) juga menjelaskan bahwa setidaknya sembilan anak-anak Palestina mweninggal dalam 48 jam terakhir, sehingga total korban anak-anak menjadi 469 sejak awal Juli.
Kepala kantor lapangan UNICEF di Gaza, dalam pertemuan di markas besar PBB di New York, mengatakan bahwa tidak ada satu keluarga yang tinggal di wilayah kecil Gaza yang terisolasi yang belum tersentuh oleh kekerasan saat ini.
"Dampaknya benar-benar luas, baik pada fisik dengan korban jiwa, luka-luka, kerusakan infrastruktur, tetapi juga masalah emosional dan psikologis, sebagai dampak destabilisasi… (mereka) benar-benar merasa seperti tidak ada tempat yang aman di Gaza," kata Pernilla Ironside, Kepala kantor lapangan UNICEF.
"Anak-anak perlu memiliki rasa aman. Yang mereka inginkan adalah rasa aman,” kata Ironside. Dia menyebutkan hampir 280.000 orang Palestina melarikan diri dan berlindung di 83 fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), serta sekolah-sekolah untuk mencari keselamatan. "Mereka pada dasarnya hanya ingin (kekerasan) ini berhenti."
Ironside menyebutkan, lebih dari 3.000 anak-anak Palestina terluka. Kantor UNICEF Palestina melaporkan bahwa 219 sekolah rusak oleh serangan udara Israel dan penembakan, 22 di antaranya hancur.
Tidak ada satu keluarga di Gaza yang tidak mengalami secara pribadi anggota keluarganya meningal, cedera, atau kehilangan rumah mereka, kerusakan yang terjadi luas, termasuk pengungsian,” katanya.
Perlu 18 Tahun
UNICEF memiliki 50 orang psikolog dan konselor di Gaza yang menjangkau anak-anak terkena dampak langsung kekerasan. Mereka telah membantu 3.000, tetapi kebutuhan yang sebenarnya membuat "terkejut" karena orang tua juga juga mengalami trauma. Ironside mengatakan, mencatat bahwa hari ini 373.000 anak-anak Palestina perlu segera "pertolongan pertama untuk psiko-sosial.”
Prioritas lain untuk UNICEF di Gaza adalah upaya kembali ke sekolah, apalagi 24 Agustus ini adalah hari dimulainya kegiatan di sekolah.
Ironside menyebutkan tantangan di Gaza segudang, karena terkait kerusakan fasilitas sekolah, dan yang ada digunakan untuk menampung pengungsi, termasuk membantu guru untuk menolong anak-anak yang mengalami trauma.
Ironside menggambarkan bahwa akibat kerusakan serangan senjata dalam beberapa pekan itu diperlukan 18 tahun untuk membangun 17.000 rumah yang rusak.
Dalam situasi seperti ini, seperti keprihatinan PBB, gencatan senjata dan perundingan antara Israel dan Palestina dalam keadaan rapuh, dan permusuhan kembali terjadi.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...