4 Orang Mesir Berada di Balik Ideologi Radikal NIIS
SATUHARAPAN.COM - Keyakinan agama garis keras yang diadopsi oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) diperkirakan terinspirasi oleh empat orang radikal asal Mesir yang juga mempunyai latar belakang ekstrimis. Demikian dikatakan analis surat kabar Pan-Arab, Asharq al-Awsat yang berbasis di Inggris.
Analisis yang dikutip di situs berbahasa Inggris Al Arabiya itu mengungkapkan bahwa banyak militan NIIS berasal dari Barat. Dan laporan itu menunjukkan bahwa para pemimpinnya adalah keturunan Arab.
Sumber itu mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa empat orang Mesir itu membentuk "inti” kepemimpinan ideologis kelompok itu, meskipun mereka kurang berpendidikan dalam Islam mainstream.
Laporan itu juga menyebutkan informasi latar belakang tentang strategi ISIS dan mengatakan bahwa kelompok militan itu mengembangkan model keradilan Islam cara mereka sendiri di daerah-daerah di bawah kendalinya.
Otoritas Fatwa
Di antara empat orang itu adalah Helmi Hashim, seorang pria Mesir yang dianggap sebagai pemimpin otoritas fatwa NIIS. Dia adalah penulis dari buku “Perhentian Rakyat antara Keraguan dan Kepastian.” Dalam buku itu dia berpendapat bahwa negara-negara yang "tidak benar-benar Islami" dianggap sebagai "sasaran sah bagi kekerasan bersenjata."
Dalam buku itu, dia juga menyuarakan dukungan untuk ideologi takfirist, yang menganggap kafir sebagai kafir, dan membenarkan tindakan kekerasan dan terorisme terhadap mereka.
Seorang ahli gerakan fundamentalis mengatakan bahwa Hashim dianggap dalang ideologi agama NIIS, kata surat kabar itu menambahkan.
Yassir al-Sirri kepada Asharq al-Awsat mentgatakan bahwa "Hashim menjadi perwira polisi di Mesir yang berubah menjadi radikal setelah dipindahkan dari tugas dan dipenjara atas hubungannya dengan individu yang terkait dengan pembunuhan Presiden Mesir, Anwar Sadat pada tahun 1981."
Kepala Syariah
Orang kedua dalam ideology NIIS adalah Abu Muslim al-Masri, kepala syariah (hukum Islam) dan hakim NIIS. Para ahli percaya bahwa Masri memprakarsai tindakan NIIS memancung kepala korban.
Orang NIIS ketiga yang diyakini menjadi hakim syariah kelompok radikal itu di kota kedua Suriah, Aleppo. Namun diyakini telah meninggal. Dan orang keempat adalah Aboul Harith al-Masri.
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...