4 Ponpes di Jombang, Tuan Rumah Muktamar NU
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) 2015 dijadwalkan digelar di empat pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur, yakni Darul Ulum, Bahrul Ulum, Mamba'ul Ma'arif Denanyar, serta Tebuireng.
“Empat pondok pesantren itu akan dijadikan lokasi sidang-sidang dalam agenda muktamar mendatang,” ujar Ketua Pengurus Besar NU Saifullah Yusuf di Surabaya, Jumat (30/1).
Selain untuk agenda sidang, di pondok pesantren tersebut juga akan digunakan sebagai tempat menginap peserta muktamar yang datang dari pengurus cabang dan wilayah se-Indonesia.
Tidak hanya pondok pesantren, panitia juga memanfaatkan alun-alun kabupaten setempat sebagai lokasi sidang pleno yang nantinya dipasang tenda berukuran besar.
Sementara itu, Muktamar ke-33 NU yang diselenggarakan pada 1-5 Agustus 2015 tersebut menggunakan sistem “ahlul halli wal aqdi” (AHWA) atau musyawarah ulama akan diterapkan dalam pemilihan rais/ketua.
“Sistemnya memakai ahlu halli wal aqdi untuk menghindari adu kiai sehingga tidak langsung,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, AHWA itu nanti ada sembilan kiai karismatik yang diusulkan dari bawah, lalu akan memilih salah satu di antara mereka sebagai Rais Aam Syuriah dalam muktamar dan akhirnya menetapkan beberapa calon ketua umum untuk diserahkan muktamirin untuk dipilih.
“Dengan cara ini juga dilakukan untuk menghindari aksi dukung-mendukung yang mencolok di antara para kiai. Agar tidak seperti Pilkada,” kata mantan menteri negara pembangunan daerah tertinggal itu.
Meski masih dilangsungkan beberapa bulan lagi, namun nama-nama calon ketua umum dan Rais Aam sudah mengemuka, antara lain pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid dan calon petahana Said Aqil Siradj.
Sedangkan untuk Rois Aam, dua nama yakni KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang merupakan petahana, serta mantan Ketua Umum PBNU yang kini menjabat Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi.
Wapres Minta NU Beri contoh Islam Berbudaya
Wakil Presiden Jusuf Kalla minta kepada Nahdlatul Ulama agar bisa memberi contoh Islam yang berakhlak, berbudaya dan beradab mengingat negara-negara di Timur Tengah tidak bisa diharapkan.
“NU harus mampu menjadi yang terdepan dalam memajukan Islam di Indonesia dan memberikan teladan,” kata Ketua Umum PB Naddlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj kepada pers seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
Wapres dalam kesempatan itu juga meminta agar pemikiran tokoh besar NU seperti Mustofa Bisri dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bisa dibuatkan buku dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab.
“Tujuannya agar Islam Indonesia kian mendunia dan makin dikenal masyarakat internasional,” kata Siradj yang menemui Wapres untuk menyampaikan undangan terkait Harlah ke-89 PBNU yang akan dilaksanakan Sabtu malam (31/1).
Siradj mengatakan, dalam harlah tersebut Wapres juga akan meresmikan 23 universitas NU serta juga meresmikan masjid di bawah kantor pusat PBNU serta melaporkan Muktamar PBNU tanggal 1-5 Agustus 2015 di Jombang, Jatim.
Dia mengatakan, dalam pertemuan sekitar satu jam tersebut disampaikan pula dukungan NU kepada pemerintah agar tetap berpegang pada konstitusi dan kebijakannya selalu prorakyat.
“Kalau prorakyat pasti kita dukung dan kalau ada kebijakan kurang pas akan kita beri masukan. NU bukan oposisi dan akan selalu memberi masukan kepada pemerintah,” katanya.
Terkait dengan hukuman mati terhadap pengedar Narkoba, NU selalu setuju terhadap penolakan grasi dan mendukung hukuman mati. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...