400.000 Bayi Stunting Lahir di RI Setiap Tahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 400 ribu bayi stunting baru lahir setiap tahunnya yang membutuhkan pengawasan dan pengawalan di Indonesia.
“Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah atau pre-konsepsi bagi calon pengantin wanita maupun pria sebagai bentuk pencegahan stunting dari hulu,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Seminar Nasional Hasil Kajian Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting yang diikuti daring di Jakarta, Kamis (8/12).
Hasto merinci jika setiap tahun ada hampir dua juta pasangan yang menikah dengan terjadinya kehamilan di tahun yang sama sebesar 1,6 juta. Dari angka kehamilan tersebut, 400 ribu bayi di antaranya berpotensi menjadi stunting dengan persentase saat ini menurut SSGI 2021 ada 24,4 persen.
Menurut Hasto, tujuan pre-konsepsi pemeriksaan kesehatan calon pengantin adalah untuk menekan tingginya kelahiran bayi stunting. Hasto merinci, setiap tahun ada 1,9 juta pasangan yang menikah dengan angka kehamilan 1,6 juta. Dari angka kehamilan tersebut, lahir 400 ribu anak stunting dengan persentase saat ini 24,4 persen.
Dengan potensi itu, Indonesia harus terus bersikap waspada. Ia mengimbau agar masyarakat tidak hanya terpaku pada pergelaran pre-wedding yang mahal, melainkan mementingkan penggunaan pre-konsepsi.
“Oleh karena itu kalau sukses dengan pendekatan pranikah maka kita bisa cegah 400 ribu bayi yang lahir dari manten baru agar tidak stunting. Ini makna besarnya, sesuai amanah WHO, masalah penting pranikah di antaranya bagaimana distribusi tablet tambah darah untuk remaja putri, cakupan distribusi itu harus betul-betul mensasar kepada mereka yang mau hamil lalu konsentrasi menyehatkan calon pengantin,” kata Hasto.
Pemerintah sendiri dalam mengantisipasi ancaman itu, menjalin kerja perguruan tinggi untuk mencari rekomendasi solusi terbaik yang dilakukan oleh mahasiswa melalui pendampingan saat melangsungkan KKN tematik ataupun penelitian kajian para akademisi.
Sebelumnya, ia mengatakan jika Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam Forum Stunting Nasional 2022, meminta agar meningkatkan konvergensi harus dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional.
Hasto berharap kerja sama yang terjalin dapat berupa simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak baik untuk menurunkan stunting dan menjadi materi pembelajaran bagi mahasiswa guna mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.
“Kami berharap rekomendasi dari ini sifatnya tidak teoritis tetapi yang lebih kontekstual terhadap masalah karena ini masalahnya bisa ditarik secara luas ke seluruh pulau di Indonesia,” ujar Hasto.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...