Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 09:03 WIB | Rabu, 03 Agustus 2016

4.027 Imigran Tewas Dalam 7 Bulan

eorang pria dan putrinya menangis begitu mencapai daratan bersama pengungsi dan imigran lainnya yang tiba di Pulau Lesbos, Yunani, pada 14 Oktober 2015, setelah mengarungi Laut Aegea dari Turki. Bulgaria, Rumania, dan Serbia, pada Sabtu berjanji akan menutup perbatasan mereka untuk membendung aliran imigran dari Yunani dan Turki jika Jerman dan negara-negara Uni Eropa lain menutup perbatasan mereka. AFP PHOTO/Aris Messinis

JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Kematian imigran global melampaui 4.000 orang pada tujuh bulan pertama tahun ini, menunjukkan lonjakan tingkat kematian sebesar 26 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) pada Selasa (02/08).

Total 4.027 kematian imigran tahun ini meliputi mereka yang tenggelam saat menyeberangi Laut Mediterania serta sejumlah orang lainnya yang tewas di rute Afrika Utara dan di perbatasan Turki-Suriah, menurut IOM yang berbasis di Jenewa.

Sekitar 3.120 orang meninggal sejak 1 Januari saat berusaha menyeberangi Laut Mediterania. Rute paling mematikan yaitu jalur menuju Italia, yang sudah merenggut 2.692 korban jiwa, diikuti rute ke Yunani (383) dan Spanyol (45).

IOM merevisi naik jumlah kematian di Laut Mediterania pada Selasa setelah lebih dari 33 jasad ditemukan dalam beberapa hari di lepas pantai kota pesisir Libya, Sabratha.

Angka terbaru IOM menambah jumlah jasad yang tenggelam di Sabratha menjadi lebih dari 120 selama 10 hari terakhir.

Juru bicara IOM Joel Millman mengatakan mereka yang tewas tampaknya berusaha melakukan perjalanan berbahaya ke Italia.

Selain di Laut Mediterania, Afrika Utara terbukti menjadi tempat paling mematikan bagi imigran pada tahun ini, dengan 342 kematian.

Sejumlah imigran yang melewati daerah tersebut dibunuh oknum penyelundup manusia atau “pihak berwenang setempat,” kata IOM, memperingatkan lonjakan kematian imigran di rute Afrika Utara.(Ant/AFP)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home