43 Warga Palestina Tewas Protes Peresmian Kedutaan AS di Yerusalem
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Tentara Israel menembak dan menewaskan sedikitnya 43 warga Palestina selama protes massal di sepanjang perbatasan Gaza pada hari Senin (14/5) waktu setempat.
Dalam unjuk rasa yang dipicu oleh peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem, para pemrotes membakar ban, melemparkan bom dan batu api ke arah pasukan Israel melintasi perbatasan. Pasukan Israel membalas dengan melepaskan tembakan dari tank, mengakibatkan demonstran melarikan diri untuk berlindung.
Militer Israel mengatakan pasukannya diserang di beberapa tempat, dan mengatakan pengunjuk rasa mencoba menerobos pagar perbatasan.
Militer mengaku pasukan Israel menembak dan menewaskan tiga orang Palestina yang mencoba melempar bom.
Menjelang sore, setidaknya 43 warga Palestina, termasuk lima anak di bawah umur, tewas, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Salah satu anak di bawah umur diidentifikasi sebagai seorang gadis.
Setidaknya 772 pemrotes terluka, termasuk 86 orang dalam kondisi serius atau kritis.
Enam puluh sembilan tahun setelah Israel menyatakan Yerusalem sebagai ibukotanya, dan 23 tahun setelah Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang yang mewajibkan Washington memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, AS secara resmi membuka kedutaannya di kota itu pada Senin (14/5) sore.
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem ini disebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai langkah "berani" dan "penting."
"Benar-benar hari yang luar biasa. Ingat momen ini. Presiden Trump, dengan mengakui sejarah, Anda telah membuat sejarah. Semua dari kita sangat terharu. Kita semua sangat bersyukur," kata Benjamin Netanyahu dalam peresmian pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem Senin (14/5).
"Desember lalu, Presiden Trump menjadi pemimpin dunia pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kami, dan hari ini, Amerika Serikat membuka kedutaannya di sini di Yerusalem," kata Netanyahu. "Terima kasih, Presiden Trump, karena keberanian untuk menepati janjimu!"
Presiden AS Donald Trump yang tidak menghadiri acara peresmian menyampaikan pidato melalui video siaran langsung, mengatakan bahwa langkah itu sudah "lama ada," dan bahwa Israel, seperti semua negara berdaulat, memiliki hak untuk menentukan ibukotanya sendiri.
Trump juga menyebutkan bahwa AS masih akan mengamati status quo dalam hal wilayah yang diperebutkan seperti di Temple Mount.
"AS akan selalu menjadi teman baik Israel dan mitra dalam menciptakan kebebasan dan perdamaian," kata Trump. "Kami mengulurkan tangan dalam persahabatan dengan Israel, Palestina, dan semua tetangga mereka. Semoga ada kedamaian. Semoga Tuhan memberkati kedutaan ini. Semoga Tuhan memberkati semua yang melayani di sini dan semoga Tuhan memberkati Amerika Serikat." (apnews.com/jpost.com)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...