5 Negara Terdampak Bencana Terbesar, Termasuk Indonesia
BELGIA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 90 persen dari 6.457 bencana besar di dunia dalam 20 tahun terkahir terkait dengan cuasa. Bencana itu adalah banjir, badai, gelombang panas, dan kekeringan.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (United Nations Office for Disaster Risk Reduction / UNISDR), hari Senin (23/11).
Laporan yang berjudul ‘’The Human Cost of Weather Related Disasters’’ (harga manusia akibat bencana terkait cuaca) juga menyebutykan bahwa Indonesia termasuk negara yang terkena dampak tertinggi bencana di antara lima negara, yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, India, Filipine, dan Indonesia.
"Cuaca dan iklim adalah faktor utama risiko bencana dan laporan ini menunjukkan bahwa dunia membayar harga tinggi akibat hilangnya kehidupan," kata Margareta Wahlström, kepala UNISDR, dalam siaran persnya.
"Kerugian ekonomi menjadi tantangan utama pembangunan bagi banyak negara maju untuk berjuang mengatasi perubahan iklim dan kemiskinan," kata dia.
Kerugian Rp 26.500 Triliun
Laporan dan analisis disusun oleh UNISDR yang benasis di Pusat Riset Epidemiologi Bencana (CRED) di Belgia. Laporan itu menunjukkan bahwa sejak konferensi pertama perubahan iklim PBB (COP1) pada tahun 1995, 606.000 orang meninggal akibat bencana, dan 4,1 miliar orang mengalami luka-luka akibat bencana terkait cuaca. Kehilangan tempat tinggal dan kebutuhan bantuan darurat merupakan akibat bencana itu.
Laporan ini juga menyoroti adanya kesenjangan data. Namun kerugian ekonomi diperkirakan lebih tinggi dari yang tercatat sebesar US$ 1.891 miliar (setara dengan Rp 26.500 triliun). Kerugian itu merupakan 71 persen dari semua kerugian dikaitkan bencana alam selama periode dua puluh tahun terakhir.
Namun demikian, laporan itu menyebutkan bahwa hanya 35 persen dari catatan itu, termasuk informasi tentang kerugian ekonomi. UNISDR memperkirakan bahwa angka yang benar pada kerugian bencana, termasuk gempa bumi dan tsunami, antara US$ 250 miliar dan US$ 300 miliar per tahun.
Terparah di Asia
Menurut laporan itu, Asia merupakan yang "terbesar terkena dampak bencana." Hal itu meliputi 332.000 orang yang meninggal, dan 3,7 miliar orang lainnya yang terkena dampak. Korban tewas di Asia akibat topan Nargis di Maynmar pada tahun 2008 termasuk yang terbesar, yaitu 138.000 orang meninggal.
Disebutkan, secara total, rata-rata terjadi 335 bencana yang berhubungan dengan cuaca setiap tahun yang tercatat antara tahun 2005 dan 2014. Angka ini meningkat 14 persen dibandingkan periode 1995-2004, dan hampir dua kali lebih banyak dibanding periode 1985-1995.
Banyaknya korban akibat bencana pada masyarakat juga diungkapkan oleh data statistik lainnya dari Pusat Data Keadaan Darurat CRED atau EM-DAT yang menunjukkan bahwa 87 juta rumah rusak atau hancur selama 20 tahun terakhir.
Analisis laporan itu menunjukkan bahwa banjir menyumbang 47 persen dari semua bencana yang berhubungan dengan cuaca dalam kurun 1995-2015. Yang terkena dampak meliputi 2,3 miliar orang, dan membunuh 157.000 orang.
Korban di Negara Miskin
Badai adalah bencana lain yang mematikan yang berhubungan dengan cuaca, dengan korban 242.000 orang tewas atau 40 persen kematian akibat bencana. Sebanyak 89 persen korban tewas terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah.
Sementara bencana gelombang panas menyebabkan 148.000 orang meninggal dari 164.000 yang tewas akibat suhu ekstrim. Namun 92 korban tewas berada di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Sedangkan kekeringan dilaporkan berdampak lebih parah bagi Afrika ketimbang benua lain. EM-DAT mencatat 136 kejadian bencana dalam kurun 1995 dan 2015, termasuk 77 kekeringan di Afrika Timur saja. Namun laporan merekomendasikan perlunya meningkatkan pendataan terkait kematian yang tidak langsung akibat kekeringan.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...