53 Tewas dalam Protes Pemerintah di Irak
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Demonstrasi menentang pemerintah di Irak semakin berdarah dan tidak terkendali. Hari Jumat (4/10), menurut pejabat medis dan keamanan disebutkan bahwa 11 demonstran tewas dalam bentrokan di ibukota, Baghdad. Ini meningkatkan jumlah korban dalam empat hari protes menjadi 53.
Para pejabat mengatakan bahwa sembilan orang tewas di daerah pusat Gailani, Baghdad, dekat lapangan Tahrir di mana terkonsentrasi massa protes di ibukota, seperti dilaporkan AFP.
Aksi protes dimulai hari Selasa di Baghdad dan telah menyebar ke provinsi-provinsi di wilayah selatan yang didominasi Islam Syiah.
Unjuk rasa spontan telah dipicu oleh kaum muda yang menuntut pekerjaan, peningkatan layanan publik, seperti listrik dan air, dan mengakhiri korupsi di pemerintahan.
Sementara itu, pasukan keamanan Irak mengatakan "penembak jitu yang tidak dikenal" menewaskan empat orang di ibukota Baghdad pada hari Jumat, hari keempat protes keras anti-pemerintah.
Sebuah pernyataan mengatakan keempatnya adalah dua anggota pasukan keamanan dan dua warga sipil. Berbagai laporan menyebutkan bahwa terdengar tembakan dari senapan otomatis yang cepat, serta desingan peluru yang terdengar seperti tembakan penembak jitu di beberapa lokasi di Baghdad tengah. Wilayah ini adalah yang paling kacau dalam aksi protes.
Meninggalkan Irak
Sementara itu, tiga negara Teluk telah menyarankan warganya untuk menghindari bepergian ke Irak dan mereka yang ada di sana untuk segera meninggalkan negara itu.
Seruan pada hari Jumat itu dikeluarkan oleh Kuwait, Qatar dan Bahrain.
Kantor berita Kuwait, KUNA, mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang mendesak warga negara Kuwait untuk menghindari perjalanan ke Irak karena demonstrasi, dan mereka yang sudah ada di sana untuk pergi sesegera mungkin, dan untuk menghindari daerah di mana protes diadakan.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan permintaan serupa. Dan Kementerian Luar Negeri Bahrain juga meminta warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Irak dan mendesak mereka yang sudah di Irak untuk "segera pergi."
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...