60 Tewas dalam Serangan di Paris, Prancis Dalam Keadaan Darurat
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Prancis diumumkan dalam keadaan darurat, mengusul serangan penembakan dan ledakan di kota Paris pada Jumat malam (13/11) waktu setempat yang sejauh ini dilaporkan telah menewaskan 60 orang.
Presiden Prancis Francois Hollande dalam pidato kenegarannya mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat, dan perbatasan akan ditutup. “Kita harus menunjukkan belas kasih dan solidaritas, kita juga harus menunjukkan persatuan dan tetap tenang. Prancis harus tetap kuat dan besar,” kata dia, seperti dilaporkan oleh CNN
BFMTV melaporkan korban tewas mencapai 60 orang setelah serangan penembakan dan ledakan terjadi di beberapa tempat di kota Paris. Serangan itu diduga dilakukan secara terkoordinasi. Ada sedikitnya enam penembakan dan tiga ledakan di stadion nasional Stade de France di Saint-Denis.
Di gedung konser Bataclan, CNN melaporkan penyanderaan masih berlangsung, dimana penyerang menggunakan senjata jenis AK-47 otomatis. Sekitar dua atau tiga orang bersenjata memasuki ruang konser Bataclan sambil melepaskan tembakan ke arah polisi. Seorang sumber mengatakan, setidaknya ada enam sampai delapan penyandera.
Otoritas Prancis melakukan penyelidikan terkait terorisme atas peristiwa ini namun belum ada klaim resmi siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun di twitter, ISIS telah berkomentar atas serangan tersebut, kata Eric Pelletier, reporter media Paris, Le Pariesien.
Reporter Prancis, Julien Pearce, yang menjadi salah seorang saksi penembakan karena berada dalam teater Bataclan saat orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut, mengatakan dua orang berpakaian hitam mulai menembak dengan senjata AK-47, setelah orang-orang yang tertembak jatuh ke lantai, dua penembak itu kembali menembak mereka, gaya mengeksekusi, kata Pearce.
Kedua laki-laki tersebut tidak memakai masker dan tidak mengatakan apa-apa. Penembakan berlangsung selama sepuluh sampai 15 menit membuat orang-orang di dalam gedung konser Bataclan menjadi panik dan berteriak, kata Pearce yang berhasil lolos dari serangan maut tersebut.
Dia mengaku melihat 20 sampai 25 mayat tergeletak di lantai. Situasi penyanderaan di Bataclan masih terus berlangsung, sampai Sabtu dini hari waktu setempat.
Editor : Eben E. Siadari
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...