7 Habits, Membangun Budaya Kepemimpinan Sejak Dini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa selama dua hari (4-5 April) mengadakan seminar untuk membuka wawasan dan memberi inspirasi kepada kepala sekolah dan pendidik, agar tahu bagaimana menghasilkan murid-murid yang dapat memimpin diri sendiri dan paham cara bersosialisasi dengan orang lain sejak dini dengan menerapkan 7 Habits atau tujuh kebiasaan efektif.
Seminar tersebut bertajuk “The Leader in Me: Membangun Budaya Kepemimpinan Sejak Dini”, bertempat di The Kuningan Place, Kuningan, Jakarta Selatan, yang dihadiri sekitar 1000-an orang peserta mulai dari kepala sekolah, guru, sampai komite sekolah swasta maupun negeri tingkat TK dan SD se-DKI Jakarta.
Salah satu pembicara, Muriel Summers yang merupakan kepala sekolah A.B Combs di North Carolina, Amerika Serikat yang sukses menerapkan “tujuh kebiasaan efektif” di sekolahnya, menyampaikan dukungan terhadap apa yang dilakukan Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa dalam seminar ini.
“Lebih dari 13 tahun lalu, kami mulai menerapkan tujuh kebiasaan efektif yang dikembangkan oleh Dr. Steven Covey kepada murid-murid di sekolah saya, untuk mengubah budaya, sistem operasional sekolah, cara kami mengajar, dan cara pandang kami,” kata Muriel.
Senada dengan Muriel Summers, Indri Gautama, pendiri Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa, sebagai inisiator sekaligus ketua panitia seminar tersebut, mengatakan bahwa seminar ini adalah bentuk kontribusi dirinya dan yayasan yang ia pimpin untuk membangun generasi muda Indonesia.
“Melihat murid-murid di sekolah negeri yang dipimpin Muriel Summers, di mana mereka sadar akan potensi dirinya, bersikap menghargai otoritas, serta menjadi komunikator yang baik, saya percaya hal yang sama bisa terjadi dengan anak-anak Indonesia,” kata Indri.
Untuk mengimplementasikan “tujuh kebiasaan efektif” di sekolah-sekolah di Jakarta, sebagaimana disampaikan Indri bahwa Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa berjanji akan membantu 100 persen dananya, bersama dengan sponsor maupun CSR (corporate social responsibility) perusahaan, seperti disampaikan Indri. Dia juga menambahkan, bukan hanya bantuan dana, tetapi juga pihaknya akan turun tangan untuk bekerja jika sekolah-sekolah membutuhkan bantuan.
Acara inipun turut dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa karena telah menyelenggarakan pelatihan tersebut. Pelatihan seperti ini diharapkan Basuki agar peserta mengerti dan menularkan tujuh kebiasaan efektif pada anak didik.
“Jadi guru diharapkan bukan hanya mengajar, tetapi sampai mimik wajah dan ekspresi murid, guru memahami artinya,” harap dia.
Basuki mengatakan, tahun 2025 negara kita akan mengalami bonus demografi, di mana usia produktif lebih banyak dibanding usia tidak bekerja baik tua maupun muda. Tahun depan (2015) kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang dikatakan Basuki bahwa sudah 10 tahun kita menandatangani, namun sebetulnya hampir tidak melakukan apapun.
“Masa 10 tahun ke depan, adalah masa yang sangat menentukan nasib bangsa, maka anak didik harus disiapkan dengan baik agar bonus demografi tidak menjadi bencana. Sehingga kita dapat memetik hasilnya dengan menjadi salah satu dari tujuh negara terbaik di dunia. Target ini ada di kelas bapak ibu masing-masing,” harap Basuki memotivasi peserta.
Tujuh kebiasaan sebagaimana disampaikan yaitu:
Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif.
Saya orang yang bertanggung jawab, saya mengambil inisiatif, saya menentukan tindakan, sikap dan suasana hati saya, saya tidak menyalahkan orang lain bila melakukan kesalahan, saya melakukan hal yang seharusnya dilakukan tanpa diminta, meskipun tak ada orang yang melihat.
Kebiasaan 2: Mulai dengan Tujuan Akhir.
Saya membuat rencana di depan dan menetapkan target, saya melakukan hal-hal yang berarti dan membuat perbedaan, saya adalah bagian penting dari kelas dan saya memberi kontribusi terhadap visi misi sekolah saya, serta berusaha menjadi warga yang baik.
Kebiasaan 3: Dahulukan yang Utama.
Saya menghabiskan waktu untuk hal-hal terpenting, mengatakan tidak pada hal-hal yang tak boleh saya lakukan, saya menetapkan prioritas, membuat jadwal, dan melaksanakan rencana, saya disiplin dan terorganisir.
Kebiasaan 4: Berpikir Menang-menang.
Saya menyeimbangkan keberanian mendapatkan keinginan saya dan keinginan orang lain, saya selalu mempertimbangkan perasaan orang lain, jika terjadi perselisihan saya mencari alternatif ketiga.
Kebiasaan 5: Berusaha Mendengarkan Dahulu, Baru Dipahami.
Saya mendengarkan gagasan dan perasaan orang lain, saya mencoba melihat dari sudut pandang mereka, saya mendengarkan orang lain tanpa memotong pembicaraan, saya percaya diri dan menyuarakan gagasan saya, saya menatap mata lawan bicara saya.
Kebiasaan 6: Wujudkan Sinergi.
Saya menghargai kekuatan orang lain dan belajar darinya, saya pandai bergaul bahkan dengan orang yang berbeda dengan saya, saya bekerja degan baik dalam kelompok, saya meminta gagasan orang lain untuk memecahkan masalah karena saya tahu dengan bekerja sama kita dapat membuat solusi yang lebih baik daripada bekerja sendiri, saya rendah hati.
Kebiasaan 7: Mengasah Gergaji.
Saya memelihara kesehatan dengan menjaga makanan, berolahaga, dan tidur secukupnya, saya menghabiskan waktubersama keluarga dan teman-teman, saya belajar dengan berbagai cara di berbagai tempat bukan hanya di sekolah, saya meluangkan waktu untuk membantu orang lain.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...