Ibu Negara Gambia Aktif Perangi Diskriminasi AIDS
BANJUL, SATUHARAPAN.COM – Istri Presiden Gambia, Zineb Yahya Jammeh pada Minggu (6/4) menegaskan bahwa Gambia mendukung sepenuhnya kinerja organisasi African First Ladies Against HIV / AIDS (OAFLA) agar tetap berkomitmen dan bervisi global sehingga mencapai target “nol diskriminasi” pada orang yang Hidup dengan Human Immunodeficiency Virus Infection / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS).
“Penting saat ini di Afrika untuk dilakukan kampanye untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi mereka berada pada saat yang sangat penting,” kata Zineb.
Zineb Yahya Jammeh beberapa hari sebelumnya meluncurkan program Diagnosa Bayi dari HIV lebih dini (EID/HIV) di Yayasan Rumah Sakit Jammeh untuk Perdamaian (JFPH) di Bundung, Gambia. Kegiatan ini di bawah naungan Organisasi African First Ladies Against HIV/AIDS (OAFLA-GAM) .
OAFLA didirikan pada tahun 2002 oleh 37 ibu negara-negara Afrika di Jenewa, Swiss. pada pertemuan yang difasilitasi oleh Organisasi PBB untuk pencegahan AIDS (UNAIDS) dan AIDS Trust International (IAT).
Organisasi ini bertujuan menampung berbagai suara dan mencari solusi atas permasalahan orang-orang Afrika yang paling rentan terinfeksi dan terdampak oleh HIV dan AIDS.
OAFLA telah mengubah dirinya dari sebuah forum ide untuk sebuah lembaga yang mampu memberikan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk membawa perubahan dalam kehidupan banyak orang.
Zineb mengatakan hasil kerja OAFLA semakin terlihat dan telah membuat perbedaan nyata dalam kehidupan orang-orang yang terinfeksi HIV / AIDS . Namun prestasi itu, tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari dukungan banyak pihak.
Dia menegaskan bahwa selama beberapa tahun terakhir di Gambia , akses ke pencegahan penularan dari ibu ke layanan transmisi anak telah meningkat secara signifikan .
“Pada 2013, di Gambia 50.251 wanita hamil yang diuji dan menerima hasil post test HIV mereka. Dari jumlah tersebut, 773 telah diuji positif HIV, sementara 729 telah dilengkapi dengan pencegahan dari ibu ke anak pengobatan antiretroviral (ARV), profilaksis untuk mencegah penularan HIV kepada bayinya,” kata Zineb.
Zineb menunjukkan bahwa kerentanan perempuan terhadap HIV di Gambia tetap tinggi,
“Jika mereka dirampok hak-hak dan martabat mereka, kita kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan setengah potensi manusia untuk mencapai MDGs (tujuan pembangunan milenium –red). Oleh karena itu, kami berada di sini hari ini untuk membuat perbedaan dan untuk menunjukkan kepada semua bahwa orang yang hidup dengan HIV dan . AIDS masih saudara,” kata Zineb.
Dia menekankan bahwa orang yang hidup dengan HIV memainkan peran penting dalam kehidupan, dan kita patut berbagi sukacita dan kesulitan dengan mereka.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Gambia, Omar Sey, mengatakan pihaknya membutuhkan partisipasi dari semua orang untuk memenuhi target nol diskriminasi dan tanpa infeksi HIV baru, dan penyakit terkait AIDS.
Dia mencatat Gambia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam perang melawan HIV/AIDS dalam lima tahun terakhir. (allafrica.com/oafla.org)
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...