7 Juta Rakyat Yaman Terancam kelaparan
YAMAN, SATUHARAPAN.COM- Badan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa sekitar tujuh juta warga Yaman memasuki ancaman kelaparan.
Tujuh juta dari sekitar 27 juta warga Yaman tidak tahu di mana mereka akan mendapatkan makan di hari yang akan datang, dan mereka pernah mengalami kelaparan sebelumnya, kata Jamie McGoldrick, Koordinator Bantuan kemanusiaan PBB, hari Selasa (21/2).
Ancaman kelaparan ini akibat konflik bersenjata yang berkepanjangan di negara itu antara kelompok pemberontak dan pemerintah.
"Lebih dari 17 juta orang saat ini tidak dapat makan secara memadai dan sering terpaksa tidak makan, perempuan dan anak perempuan makan lebih sedikit," katanya dalam sebuah pernyataan.
Perang di Yaman terjadi antara pemerintah yang diakui secara internasional di bawah pimpinan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi melawan pemberontak Syiah Houthi yang bersekutu dengan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
Pertempuran kembali meningkat sejak koalisi pimpinan Arab Saudi ikut campur tangan dalam mendukung pasukan pemerintah pada Maret 2015 setelah Houthi merebut ibu kota Sanaa pada September tahun sebelumnya.
Sejak awal Januari, pasukan pro pemerintah menekan dengan serangan besar yang ditujukan untuk merebut kembali garis pantai Laut Merah Yaman, dan merebut kembali pelabuhan Mokha awal bulan ini.
"Saya sangat prihatin dengan eskalasi konflik dan militerisasi di pantai barat Yaman. Akibat hal ini ditanggung warga sipil dengan biaya tinggi," kata McGoldrick.
Roket meledak di pelabuhan yang dikuasai pemberontak Hodeida, katanya. Hal itu menyebabkan menurunnya jumlah kapal dan impor kebutuhan penting untuk persediaan makanan di Yaman.
"Mengingat bahwa negara ini bergantung pada bahan pangan impor antara 80-90 persen, saya terdorong untuk meningkatkan peringatan," kata pejabat PBB itu.
"Jika dibiarkan hal ini berlanjut, gabungan faktor ini bisa mempercepat timbulnya kelaparan," katanya. Badan PBB juga memperingatkan bahwa 462.000 anak Yaman menderita kekurangan gizi akut.
Kepala bantuan PBB, Stephen O’Brien, memperingatkan bulan lalu bahwa negara miskin di Semenanjung Arab ini menuju krisi kemanusiaan lebih parah dan bisa menghadapi kelaparan tahun ini.
O'Brien mengatakan bahwa tanpa "tindakan segera", kelaparan adalah "skenario yang mungkin terjadi pada 2017".
Lebih dari 7.400 orang telah tewas sejak konflik meletus hampir dua tahun lalu, termasuk sekitar 1.400 anak-anak, menurut data PBB.
Editor : Sabar Subekti
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...