75 Negara Teken Inisiatif Global untuk Keadilan Distribusi Vaksin COVID-19
SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 75 negara kaya telah menandatangani inisiatif global untuk vaksin virus corona yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap suntikan yang efektif didistribusikan secara adil di seluruh dunia, tetapi yang juga memungkinkan mereka untuk membeli lebih banyak vaksin untuk ditimbun untuk warga mereka sendiri.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (15/7), aliansi vaksin Gavi melaporkan bahwa 75 negara mengatakan mereka akan bergabung dengan “fasilitas Covax” baru bersama dengan 90 negara berpenghasilan rendah lainnya yang berharap menerima vaksin yang disumbangkan.
Associated Press (AP) melaporkan pekan ini bahwa inisiatif Gavi dapat memungkinkan negara-negara kaya untuk memperkuat persediaan vaksin virus corona mereka sendiri, sementara meninggalkan lebih sedikit dosis yang tersedia untuk populasi yang lebih rentan.
Ketika Gavi mendekati negara-negara donor bulan lalu, mengiklankan rencana itu sebagai "polis asuransi" untuk negara-negara kaya yang telah mencapai kesepakatan dengan pembuat obat untuk vaksin COVID-19 eksperimental.
Gavi mengatakan kepada pemerintah donor bahwa ketika inokulasi yang efektif ditemukan dalam kelompok kandidat COVID-19, semua negara akan menerima cukup untuk mencakup 20% dari populasi mereka, termasuk negara-negara kaya yang mungkin memiliki persediaan mereka sendiri.
Dikatakan bahwa negara-negara akan didorong, tetapi tidak diharuskan, untuk melepaskan dosis apa pun yang mungkin tidak mereka butuhkan.
“Untuk sebagian besar negara, apakah mereka mampu membayar dosis mereka sendiri atau memerlukan bantuan, itu berarti menerima bagian dosis yang dijamin dan menghindari didorong berada di antrean belakang," kata CEO Gavi, Seth Berkley, dalam sebuah pernyataan.
Tidak Ada Mekanisme Hukum
Lusinan vaksin sedang diteliti, dan beberapa negara, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, telah memesan ratusan juta dosis sebelum vaksin itu terbukti bekerja.
Para kritikus mengatakan bahwa menawarkan negara-negara kaya kesempatan untuk membeli lebih banyak vaksin melalui Gavi pada dasarnya memungkinkan mereka untuk menimbun vaksin COVID-19 yang terbatas tanpa konsekuensi.
CEO Gavi, Berkley mengakui tidak ada mekanisme penegakan hukum, tetapi dia mengatakan aliansi itu akan berbicara dengan negara-negara kaya untuk mengusulkan solusi yang mungkin.
Gavi mengatakan 165 negara yang telah menyatakan minatnya mewakili sekitar 60% dari populasi dunia. Aliansi ini bertujuan untuk mengumpulkan sekitar US$ 2 miliar untuk membeli vaksin COVID-19. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...