NTT Gratiskan Wisatawan Berkunjung Destinasi Luar TN Komodo
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggratiskan wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi di luar Taman Nasional (TN) Komodo setelah diterapkannya adaptasi kebiasaan baru.
Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat Agustinus Rinus kepada Antara dihubungi dari Kupang, Selasa (21/7) mengatakan bahwa bahwa penerapan kunjungan gratis ke sejumlah destinasi wisata di daerah itu hanya diterapkan saat fase pertama yang dikhususkan bagi wisatawan lokal yang ada di NTT.
"Pembukaan kawasan wisata gratis di luar kawasan TN Komodo itu sudah mulai diberlakukan pada 1 Juli lalu dan akan berakhir pada 31 Juli," kata Agustinus.
Ia menjelaskan bahwa walaupun digratiskan bukan berarti bahwa penerapan protokol kesehatan juga ditiadakan. Justru sebaliknya kata dia dengan penerapan protokol kesehatan di kawasan wisata akan ditingkatkan.
Ia mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan itu sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 128/2020 tentang protokol tatanan baru sektor pariwisata.
Wisatawan yang berkunjung ke daerah itu harus menggunakan masker dan tetap mencuci tangan. Selain itu juga jaga jarak juga perlu diterapkan dan tak boleh ada kerumunan.
"Penerapan protokol kesehatan ini tidak hanya berlaku untuk wisatawan saja, tetapi juga pelaku usaha," ujar dia.
Tetapi juga walaupun digratiskan, wisatawan yang masuk ke kawasan wisata di luar TN Komodo akan tetap dibatasi jumlahnya yang mana dari semua 100 persen turun menjadi 50 persen.
"Kita juga batasi pengunjungnya untuk setiap spot kawasan wisata di luar Taman Nasional Komodo. Ya seperti misalnya di goa batu cermin, kalau biasanya 50 orang yang masuk, kini dibatasi menjadi 25 orang saja," tutur dia.
Hal ini juga berlaku bagi kawasan wisata lainnya yang berada di luar kawasan wisata Taman Nasional Komodo. Selain pembatasan orang, pihaknya juga membatasi waktu berkunjung wisatawan di kawasan wisata di daerah itu.
"Ini bertujuan agar tak banyak wisatawan yang duduk berkumpul dan berlama-lama di kawasan wisata itu," tutur dia.
Ia mengatakan bahwa untuk mencegah membludaknya wisawatan pihaknya sudah membagi tiga fase kunjungan wisatawan ke daerah itu. Fase pertama untuk wisatawan lokal, fase kedua untuk wisatawan domestik dan fase ketiga untuk semua.
Tentu saja kata dia pembukaan kawasan itu akan dievaluasi lagi sambil melihat perkembangan pandemi COVID-19 tidak hanya di NTT saja tetapi juga di seluruh Indonesia.
Ia pun berharap agar kondisi pandemi ini secepatnya berakhir karena memang lanjut dia COVID-19 ini benar-benar menghancurkan potensi pariwisata di daerah yang sudah dikenal sampai ke dunia internasional itu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...