Teknologi telah diidentifikasi sebagai faktor kunci untuk membuat dunia lebih adil dan lebih damai, karena peluang yang dapat diberikannya kepada orang-orang termiskin, seperti gadis-gadis di Sudan ini, dalam hal akses yang sama ke pengetahuan dan sumber daya. (Foto: UNICEF/Florine Bos)
Konflik, di tempat-tempat seperti Yaman di mana 22 juta orang bergantung pada bantuan dalam satu atau lain bentuk, terus memengaruhi populasi yang rentan di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa percaya bahwa kerja sama internasional yang lebih besar akan tetap menjadi bagian penting dalam mencegah dan menyelesaikan konflik. (Foto: WFP/Marco Frattini)
Ketimpangan diakui oleh PBB sebagai “masalah yang akan menentukan.” Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati negara-negara di seluruh dunia pada tahun 2015 diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan, membawa perdamaian dan pemerataan kesejahteraan, serta melindungi Planet Bumi. (Foto: PAHO/Karen Gonzalez Abril)
Tidak ada sudut dunia yang kebal dari "konsekuensi yang menghancurkan" dari perubahan iklim menurut PBB, tetapi umat manusia bukannya tidak berdaya dan dapat bertindak dengan cara yang besar dan kecil, misalnya, dengan menggunakan energi terbarukan, untuk membalikkan peningkatan suhu global yang memicu kerusakan lingkungan, bencana alam, cuaca ekstrim, kerawanan pangan dan air, gangguan ekonomi, konflik dan terorisme. (Foto: UNICEF Mauritania)
Populasi dunia diperkirakan meningkat dua miliar, dari 7,7 miliar saat ini menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050 dengan lebih banyak orang yang tinggal di kota. Memastikan pekerjaan yang layak sehingga orang dapat membeli makanan, perawatan kesehatan dan pendidikan untuk anak-anak mereka akan membantu mengurangi dampak lonjakan populasi. (Foto: UNHCR/Federico Scoppa)