759 Lulusan UK Maranatha dapat Bekal Tujuh Langkah Transformatif
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Universitas Kristen Maranatha menyelenggarakan Upacara Wisuda Periode I Tahun Akademik 2021/2022, diikuti total 759 lulusan. Para wisudawan dan wisudawati beserta orang tua atau wali mengikuti upacara sesi I dan II secara daring, pada 20 November 2021.
Pendeta Universitas Kristen Maranatha, Pdt Hariman Pattianakotta dalam renungan sesi pertama mengetengahkan sebuah pertanyaan penting yang mungkin menghantui para lulusan perguruan tinggi.
Demikian pertanyaan itu, “Apa yang harus dilakukan setelah lulus? Jangan-jangan nanti menjadi angkatan pengangguran.”
Mencari pekerjaan di tengah situasi pandemi seperti saat ini tentu tidak semudah sebelumnya. Hal ini menjadi kekhawatiran yang wajar bagi semua lulusan perguruan tinggi yang siap terjun ke dunia kerja.
Hariman mengatakan bahwa seorang mahasiswa yang lulus dengan IPK tertinggi pun belum tentu bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
“IPK memang penting, tetapi bukan yang terpenting untuk menjamin kesuksesan,” katanya. Kemudian ia menyebutkan bahwa ada hal yang lebih penting daripada IPK tinggi.
Pentingnya Integritas
Hariman mengambil contoh sosok seorang pemuda bernama Daniel yang dibuang ke negeri orang. Daniel beserta saudara-saudaranya disebutkan hidup sebagai orang buangan dengan kondisi krisis yang sangat sulit. Namun kemudian ia berhasil menjadi orang kepercayaan sang raja. Cerita tersebut diambil dari kitab Daniel pasal 5 dan 6.
Bagaimana seorang Daniel dapat memperoleh kesuksesan dari seorang buangan menjadi orang nomor dua di kerajaan itu?
Belajar dari keberhasilan sosok Daniel, Pdt. Hariman menggarisbawahi dua karakter penting yang harus dimiliki seorang lulusan perguruan tinggi. Karakter yang pertama adalah integritas.
“Kalau Anda punya IPK tinggi, tapi tidak punya integritas, percayalah Anda tidak akan
dipakai. Kalau kita memiliki integritas, maka percayalah kita akan dipakai di mana saja,” katanya.
Berikutnya adalah kemampuan yang tidak dimiliki orang lain. Daniel memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh sang raja di tempat ia dibuang. Kemampuannya tidak dimiliki oleh orang lain di kerajaan itu. Karakter tersebut adalah nilai lebih sebagai hasil dari pengembangan kemampuan pribadi. Lulus dan selesai studi bukan berarti kita selesai belajar.
Pendeta Hariman berpesan agar kita selalu meng-upgrade kemampuan, terus mengembangkan diri mengikuti perkembangan yang ada di sekitar kita.
Tujuh Langkah Transformatif
Sementara itu pada sesi II, Pdt Yohanes Bambang Mulyono membawakan topik mengenai life transformation. Topik ini mengambil referensi dari kitab Roma pasal 12.
Yohanes mengatakan bahwa transformasi adalah proses perubahan yang disertai progresivitas yang kreatif. Ia mencontohkan proses metamorfosis, yaitu perubahan yang menghasilkan sesuatu yang baru.
Pdt Yohanes kemudian menyampaikan tujuh langkah transformatif yang terdiri dari 1) Merancang proses; 2) Academic spirituality; 3) Keingintahuan yang membangun; 4) Membuat dokumen pribadi; 5) Sikap iman di hadapan Allah; 6) Sharing dalam pelayanan/pengabdian; 7) Pengembangan diri dalam kompetisi.
Upacara Wisuda Periode I Tahun Akademik 2021/2022 Universitas Kristen Maranatha diselenggarakan dalam empat sesi, yaitu sesi I dan II pada 20 November 2021, selanjutnya sesi III dan IV akan diadakan pada 27 November 2021.
Dalam kesempatan ini Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof Ir Sri Widiyantoro, MSc, Ph.D, IPU mengucapkan terima kasih atas kepercayaan seluruh orang tua dan wali wisudawan dan wisudawati yang telah mempercayakan pendidikan putra-putri mereka di Universitas Kristen Maranatha.
Rektor juga mengucapkan rasa syukur dan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati beserta keluarga. Universitas Kristen Maranatha akan terus meningkatkan kualitas akademik dan nonakademik agar terus berprestasi dan berinovasi dengan semangat “Maranatha Maju”. (PR)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...