Abu Afri Pemimpin Baru ISIS setelah Baghdadi Luka Parah
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau lebih dikenal dengan nama ISIS kini disebut memiliki pemimpin baru setelah Abu Bakr al-Baghdadi terluka parah oleh serangan pasukan koalisi yang dipimpin AS, yang menyebabkan dirinya tidak mampu menjalankan organisasi sehari-hari. Penggantinya kini adalah Abu Alaa Afri, tokoh kharismatik di organisasi itu dan selama ini sudah menjadi orang kedua.
Newsweek mengungkapkan hal itu dalam laporannya yang berjudul ISIS Replaced Injured Leader Baghdadi with Former Physics Teacher dengan mengutip pendapat Dr. Hisham al Hashimi, salah satu penasihat pemerintah Irak. Hashimi mengkonfirmasi bahwa Abu Alaa Afri, yang secara sepihak mengklaim dirinya sebagai wakil pemimpin ISIS, telah ditetapkan sebagai pemimpin organisasi teroris itu sementara Baghdadi berhalangan.
"Setelah Baghdadi terluka, dia (Afri) mulai memimpin Daesh (nama Arab ISIS) dibantu oleh beberapa pejabat yang bertanggung jawab untuk portofolio-portofolio lainnya," kata Hashimi, sebagaimana dilansir oleh Newsweek (22/4). "Dia akan menjadi pemimpin Daesh kalau Baghdadi meninggal."
Diyakini, Afri bermarkas di wilayah al-Hadar di kota Mosul. Ia menapaki kariernya di ISIS mulai dari bawah dan dewasa ini berhasil mengukuhkan diri menjadi salah satu pemimpin yang penting bahkan lebih penting dibanding Baghdadi sendiri, menurut Hashimi.
"Ya, lebih penting dan lebih cerdas dan lebih memiliki relasi yang lebih baik. Dia adalah pembicara publik yang bagus dengan karisma yang kuat," kata Hashimi ketika ditanya, apakah Afri kini lebih penting dibanding Baghdadi. "Para pemimpin ISIS mengakui dia lebih memiliki kebijaksanaan dan memiliki kapabilitas kepemimpinan dan pengelolaan administrasi yang baik," tambah dia.
Tidak banyak yang diketahui tentang Afri, yang juga dikenal dengan nama Haji Iman. Tetapi Hashimi mengungkapkan beberapa rincian tentang mantan tangan kanan Baghdadi yang misterius tersebut.
'Dia dulunya guru Fisika di Tal Afar di Niniwe, dan telah menulis beberapa publikasi dan studi tentang syariah," kata dia. "Dia adalah pengikut Abu Musaab al-Suri, seorang cendekiawan jihad yang terkenal."
Para ahli mengenai ISIS mendukung klaim Hashimi yang menyebutkan Afri merupakan bintang yang sedang naik daun di lingkungan organisasi tersebut. Hassan Hassan, analis Timur Tengah dan co-author buku bestseller ISIS: Inside the Army Terror, mengatakan, Afri adalah satu dari pemain paling penting di ISIS.
"Abu Alaa (Afri) tampaknya telah menjadi semakin berpengaruh beberapa bulan terakhir, terutama setelah ISIS mengalami kekalahan taktis di Suriah dan Irak sejak Desember. Ia menggantikan al-Anbari sebagai tangan kanan al-Baghdadi setelah al-Baghdadi semakin kurang terlibat dalam pengambilan keputusan dengan alasan keamanan," kata Hassan.
Sebelum menjadi wakil Bahgdadi, Afri adalah tokoh kunci yang mengkoordinasikan jaringan Baghdadi dengan orang-orang di lingkaran dalam kekuasaannya dan juga menghubungkan Baghdadi dengan emir-emrinya di berbagai provinsi di wilayah yang mereka klaim sebagai kekalifahan mereka di Suriah, Irak dan Libya. "Penugasannya sebagai koordinator wilayat (provinsi) merupakan indikasi posisi dan kepercayaan yang sangat mendasar yang menghubungkan eselon atas dan jajaran bawah ISIS," Hassan menambahkan.
Diyakini, ketika Osama Bin Laden masih memimpin al-Qaeda, ia lebih menginginkan Afri untuk menjadi emir al-Qaeda di Irak, menggantikan Abu Ayyub al-Masri yang terbunuh pada 2010. Kelompok inilah yang bermetamorfosa menjadi ISIS. The Telegraph Juli lalu mengungkapkan kabinet ISIS dan mengatakan Afri, yang juga bernama Abu Suja, merupakan koordinator umum untuk urusan syahid dan perempuan.
Hassan menyimpulkan bahwa munculnya Afri tidak harus dilihat sebagai tokoh yang menyalip Baghdadi, karena sebagai "pemimpin tertinggi" Baghdadi masih memiliki jenderal-jenderal yang mempunyai wewenang untuk "mengarahkan organisasi", dan merencanakan kegiatan mereka sambil memastikan seluruh pimpinan "berkomunikasi pada isu-isu besar ".
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...