Mantan Presiden Yaman Serukan Houthi Patuhi Resolusi PBB
SANAA, SATUHARAPAN.COM - Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, pada hari Jumat (24/4) mendesak pemberontak Houthi, sekutunya, untuk melaksanakan keputusan Dewan Keamanan PBB untuk mendorong dihentikannya serangan udara oleh koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
"Saya menyerukan Ansarullah (pemberontak Syiah Houthi) untuk menerima semua keputusan Dewan Keamanan PBB dan melaksanakannya dengan imbalan penghentian agresi pasukan koalisi," kata Saleh dalam sebuah pernyataan yang dibacakan atas namanya pada saluran televisi swasta miliknya Yaman Today, seperti dikutip kantr berita AFP.
"Saya mendesak mereka dan semua orang, milisi dan Al-Qaeda serta milisi yang setia kepada (Presiden Abedrabbo Mansour) Hadi, untuk menarik diri dari semua provinsi, terutama Aden," kata dia. Aden adalah kota utama di selatan di mana pertempuran telah berkecamuk antara pasukan yang bersaing.
Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB dikeluarkan bulan ini memberlakukan embargo senjata terhadap para pemimpin pemberontak, termasuk anak Saleh sendiri, Ahmed, dan menuntut bahwa Houthi menarik diri dari lembaga pemerintah yaang telah mereka kuasai ketika mereka menyerbu Sanaa pada bulan September.
Ali Abdullah Saleh masih memegang kekuasaan atas unit tentara yang bersekutu dengan Houthi, telah menerima resolusi itu sebagai cara untuk "menghentikan pertumpahan darah" di Yaman.
Arab Saudi telah menyulut serangan udara ke Yaman dan menargetkan kelompok pemberontak dan sekutu mereka sejak 26 Maret.
Ali Abdullah Saleh, mantan Presiden Yaman yang masih mempunyai berpengaruh dan memimpin Partai Kongres Rakyat Umum, menyerukan pembicaraan yang ditengahi PBB antara Saudi-Yaman yang akan diselenggarakan di Jenewa.
Saleh juga menyerukan dimulainya kembali dialog di antara para pihak di Yaman, dan mendesak "rekonsiliasi" serta pembebasan "semua tahanan dan mereka yang diculik".
Dia mengusulkan bahwa semua provinsi diserahkan kepada "aparat militer dan keamanan di bawah kendali pemerintah daerah di setiap provinsi".
Saleh memerintah Yaman selama 33 tahun sebelum dipaksa mundur setelah selama setahun revolusi dan pemberontakan yang terinspirasi Musim Semi Arab Arab pada tahun 2011.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...