Abu Bakar Bashir Cabut Dukungan kepada ISIS
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Beberapa hari sebelum bom Sarinah, sebuah pernyataan menarik datang dari ulama radikal yang kini mendekam di penjara, Abu Bakar Bashir. Dalam sebuah wawancara harian Singapura, The Straits Times, dengan pengacaranya, dikatakan bahwa ulama itu telah menarik dukungannya dari ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
Salah satu alasannya adalah karena pengetahuannya tentang kelompok ekstremis itu sudah sangat terbatas.
Menurut pengacaranya, Achmad Michdan, sebagaimana dilansir oleh The Straits Times, pada 9 Januari, Bashir yang kini berusia 76 tahun, mengakui telah disesatkan ketika pada tahun 2014 meminta pengikutnya mendukung ISIS.
"Adalah wajar bagi seorang yang berada di penjara mengalami misinformasi," kata Michdan kepada The Straits Times.
Bashir, yang merupakan pendiri Jemaah Islamiyah (JI) dan merupakan afiliasi Al-Qaeda, sedang menjalani hukuman penjara 15 tahun di penjara Nusa Kambangan atas dakwaan membantu mendanai kamp pelatihan paramiliter di Aceh yang digerebek polisi pada tahun 2010.
Meskipun pandangannya berubah tentang ISIS, ia tetap bersikeras tentang cita-citanya untuk menerapkan hukum syariah Islam di seluruh dunia, dan mengingatkan bahwa kekacauan akan terjadi bila hal itu tidak terwujud.
Bashir, menurut pengacaranya, tidak lagi memiliki pandangan yang sama tentang ISIS seperti pandangannya dulu, yang didasarkan pada pemahaman yang terbatas. Ia bahkan mengingatkan siapa pun agar berhati-hati pada pihak-pihak, termasuk ISIS, yang ingin menodai perjuangan Islam.
Baru-baru ini, kata Michdan, Bashir mengirimkan tim ke Turki untuk bertemu dengan para pemimpin Suriah dan aktivis organisasi non-pemerintah Islam Turki. Tim ini telah diberitahu bahwa ISIS tidak layak didukung.
Tim Bashir juga mempelajari postingan ISIS di media sosial dan melaporkan temuan mereka kepada Bashir.
Kendati demikian, Bashir mengatakan dia tetap mendukung setiap kelompok yang memperjuangkan hukum Syariah. "Dia tetap mendukung perjuangan kelompok Islam untuk memajukan hukum Syariah sepanjang tidak bertentangan dengan Quran dan Hadis," kata pengacaranya.
Bashir yang sudah menghuni penjara sejak 2011, pada bulan Agustus 2014 membuat heboh ketika sebuah foto dirinya beredar yang menunjukkan dukungannya kepada ISIS. Foto itu beredar luas di media sosial.
Foto itu muncul hampir bersamaan dengan pejabat kontra-terorisme Indonesia yang memperingatkan bahwa orang Indonesia yang bergabung atau menyatakan dukungan kepada ISIS dapat kehilangan kewarganegaraan.
Foto itu menunjukkan Bashir duduk di lantai diapit oleh lima orang dengan jubah Arab putih. Tujuh orang berdiri di belakang mereka. Sebagian besar wajah pria tersembunyi, tapi bendera ISIS jelas ditampilkan.
Bashir mendirikan JI di awal 1900-an tetapi tidak mendeteksi keberadaannya sampai 2001.
JI menanam 20 bom di luar sejumlah gereja di Indonesia, termasuk di Batam pada malam Natal tahun 2000.
Pada tanggal 12 Oktober 2002, kelompok itu melancarkan serangan terbesar yang pernah terjadi di wilayah Indonesia, ketika dua pembom bunuh diri meledakkan dirinya di Bali, membunuh 202 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...