Ada Empat Sistem Utama Pengendalian Banjir di Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ada empat sistem pengendalian banjir di Jakarta. Yaitu, Cengkareng Drain, Banjir Kanal Barat (BKB), Banjir Kanal Timur (BKT), dan Cakung Drain. Pernyataan tersebut disampaikan Manggas Rudi Siahaan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Ia memaparkannya dalam Konferensi Pers Dinas PU (19/11), terkait Pengendalian Banjir Provinsi DKI Jakarta. Rudi menambahkan, 13 sungai di DKI mengalir ke empat sistem pengendalian banjir Jakarta tersebut.
Dengan adanya sudetan antara Ciliwung ke BKT yang rencananya tahun ini juga akan dilaksanakan oleh Kementerian PU, ini salah satu solusi pengendalian banjir di daerah barat Jakarta. Berdasarkan pantauan Dinas PU, sering sekali muka air di daerah barat tinggi, justru di timur kosong. Rencana ini juga termasuk pengendalian banjir di daerah pusat.
Berbagai Skema Pengendalian Banjir
Selain sistem tersebut, ada beberapa skema pengendalian banjir. Salah satunya, yaitu memastikan 500 pompa pengendali banjir siap beroperasi. Saat ini, 73 di antaranya ditargetkan perbaikan sampai akhir Desember 2013. Lalu, perbaikan 62 pintu air dari 200-an lebih juga sedang dikerjakan dengan target waktu penyelesaian yang sama. Berdasarkan instruksi dari Wakil Gubernur semua titik ini akan dipasangkan CCTV.
Untuk mengantisipasi genangan di Pasar festival terkait masalah saluran makro yang tidak nyambung, tahun ini telah dikerjakan crossing saluran di Kuningan, yaitu sedang diboring dari Kuningan dekat Kedutaan Malaysia, masuk ke kolong Rasuna Said sampai tembus ke kali Krukut, itu sedang berjalan saat ini.
Tapi apabila BKB airnya naik tetap saja terjadi back water (balik ke belakang) sehingga banjir tetap terjadi di Kuningan, oleh karena itu saat ini Pemprov sedang mengupayakan supaya air bisa pindah ke BKT dan waduk di wilayah utara. Termasuk pintu air Karet dibuka sekarang, karena kalau ditutup airnya akan balik ke belakang atau masuk ke Manggarai dan Kampung Pulo.
Upaya yang sedang dikerjakan lainnya seperti masalah ketiadaan pintu air dan turap seperti di kali Kamal Muara dan kali Pesanggrahan sebelumnya.
Warga di sekitar kali Pesanggrahan, karena turapnya belum selesai dibangun, maka ketika muka air naik, pemukiman di sekitarnya pasti kebanjiran. Saat ini berdasarkan informasi Rudi, turap kali Pesanggrahan sedang dalam tahap pengerjaan.
Hal yang sama terjadi pada kali Kamal Muara sampai kali Semongol di Jakarta Barat, sebelumnya pasti banjir rob (banjir karena laut pasang) karena kalinya belum ada pintu air dan pompa. Jadi ketika air laut pasang selalu kebanjiran. Berbeda kondisinya saat ini, Kamal Muara sudah dibangun tanggul, namun sayangnya di samping kanan dan kiri jalan inspeksi sudah ada pemukiman warga lagi, inilah kendala masyarakat kita.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...