Ada Yang Berusaha Menggembosi Islah Warga Sampang, Madura
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Yayasan LBH Universalia menyesalkan adanya pihak-pihak yang bertindak untuk menggembosi perdamaian (islah) yang telah dilakukan warga Sampang, Madura yang pada masa lalu teribat konflik.
Dalam siaran persnya,Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Universalia yang disampaikan oleh Hertasning Ichlas, SH, MH, menyebutkan bahwa mereka yang terlibat dalam perdamian dipanggil polisi dan kelompok intoleransi.
Islah dan Deklarasi Piagam Perdamaian Sampang telah dilakukan di pengungsian warga Syiah di Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo, Senin lalu. Namun YLBHU mendapat info dari tim islah di kampung bahwa mereka dalam tekanan. Sebanyak 73 penandatangan Perdamaian Sampang di kampung, dicegat oleh pihak intoleran dengan alasan tak boleh ada menyusupkan pengungsi di antara mereka yang pulang dengan lima mobil.
Menurut Hertasning, warga tetap komitmen menuntaskan program islah. Namun mereka memilih mengalah dan tak melakukan tindakan apapun yang bisa membuat masalah baru.
Hari Kamis, warga penggerak islah diminta menghadap kiai Safiuddin Gersempal di Omben. Mereka menggunakan polisi, tetapi mereka menyatakan tidak mau untuk memenuhi panggilan itu. Menurut YLHU, Kiai Saifiuddin dua bulan lalu memaksa ikrar tobat terhadap 35 warga Syiah di kampung mereka, dan upaya itu juga menggunakan polisi.
Tidak Takut
Menurut Hertasning, warga penandatangan islah tidak takut dan tak mau tunduk dengan kiai dan pemkab Sampang yang nampaknya mencoba mendelegitimasi Deklarasi dan Piagam Islah Sampang.
Warga berpendapat bahwa islah adalah perintah Tuhan, demi persaudaraan. Mereka juga lelah dengan provokasi kebencian serta penyesatan. Keinginan mayoritas warga untuk islah juga didorong dan diinisiasi oleh mereka yang dulu menjadi aktor utama dalam insiden kekerasan Sampang pertama dan kedua.
Hertasning menyebutkan bahwa penggembosan Islah mungkin akan terus dilakukan. Dan dia menyayangkan bahwa pihak kepolisian justru memilih berpihak dengan kelompok yang intoleran, baik pada kiai maupun politisi. Bukanya justru berpihak pada warga masyarakat yang menginginkan perdamaian dan ditegakkannya konstitusi.
Pihak YLBHU juga menyesalkan sikap pemerintah yang justru mengritik warga yang memilih cara damai. Padahal selama ini bertindak lamban untuk mengatasi konflik kekerasan tersebut.
Lembaga ini juga mengajak berbagai pihak untuk membantu warga yang telah memilih jalan perdamaian dan akan terus berproses untuk menuntaskan perdamaian tersebut.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...