Adas Berkhasiat Meredakan Kolik
SATUHARAPAN.COM – Adas adalah tanaman dengan sejuta manfaat, dan telah banyak digunakan sebagai obat-obatan herbal dan juga bumbu masak. Adas, mengutip dari Wikipedia, juga merupakan satu dari sembilan tumbuhan obat yang dianggap ajaib di negara-negara Anglo-Saxon. Di Indonesia, adas telah dibudidayakan sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat.
Di Eropa, buah adas, dipakai untuk mengolah kue kering, atau dicampur dalam minuman. Buah adas sering dipakai sebagai unsur pokok bumbu kari. Di kawasan Gunung Tengger, adas digunakan untuk mengolah berbagai masakan. Potongan batang adas dipakai sebagai penyedap rasa.
Bentuk batang adas berlubang, beruas, dan berwarna hijau keputihan. Jika batang adas dimemarkan, akan mengeluarkan bau yang wangi.
Biji adas berwarna biru kehijauan saat masih muda, dan akan menjadi hijau kecokelatan jika sudah tua. Bentuk biji adas ini lonjong dan memiliki aroma yang kuat, sedangkan buahnya memiliki rasa yang sedikit manis dan agak pedas.
Adas, dikutip dari balittro.litbang.deptan.go.id, mengandung minyak atsiri, anetol, fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, fitoestrogen, dan minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif, memiliki kemampuan untuk meredakan kolik angin dalam perut dengan cara mengeluarkan gas dari saluran pencernaan.
Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat, banyak digunakan untuk campuran minyak gosok, antara lain minyak telon, yang merupakan campuran minyak adas, minyak kayu putih, dan minyak kelapa yang dapat menghilangkan dingin dan dahak.
Penelitian yang dilakukan Wesam Kooti dari Universitas Medical dan Sains Kurdistan Sanandaj, Iran, mengenai efek terapi dan potensi dari adas, menyebutkan tanaman ini memiliki berbagai sifat farmakologi, termasuk antioksidan, aktivitas antikanker, antiinflamasi, antijamur, efek antibakteri, dan estrogenik yang mungkin disebabkan oleh adanya senyawa aromatik seperti anetole, estragole dan fenkon.
Pemerian Botani Tanaman Adas
Menurut Wikipedia, adas adalah tumbuhan yang berbentuk herba yang berbau harum, berwarna hijau terang, tegak, dan tingginya dapat mencapai dua meter.
Daunnya berbentuk pita. Bunga yang dihasilkan di ujung tangkai adalah bunga majemuk yang berdiameter 5 hingga 15cm. Setiap bagian umbel mempunyai 20-50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.
Buahnya adalah biji kering dengan panjang dari 4 hingga 9 milimeter, dan lebar separuh panjangnya, serta mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan disebut biji adas. Daun adas menjadi sumber makanan larva beberapa spesies Lepidoptera, seperti ngengat Amphipyra tragopoginis dan Papilio zelicaon.
Tanaman adas memiliki nama ilmiah Foeniculum vulgare. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara lain das pedas (Aceh), adas (Minangkabau), hades (Sunda), adas landa, adas landi, adas welanda (Jawa), adhas (Madura), papang, pampas (Manado), papas (alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), papaato (Buol), porotomo (Baree), adasa rempasu (Makassar), adase (Bugis), kumpasi (Sangir Talaud), adas (Bali), dan wala wunga (Sumba).
Di daerah penyebarannya, adas dikenal dengan berbagai nama daerah, phong karee, mellet karee (Thailand), jintan manis (Malaysia), hsiao hui (Tiongkok), jintan manis (Malaysia), fennel (Inggris).
Tanaman adas mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang, dan bijinya, dan telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional.
Tanaman adas, menurut Wikipedia, berasal dari Eropa Selatan dan Asia. Karena manfaatnya, kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
Adas dikutip dari balittro.litbang.pertanian.go.id, di Jawa pertama kali digunakan sebagai obat terapi juga sebagai bumbu atau rempah. Adas dapat juga dimakan sebagai lalapan, untuk bumbu asinan, dan acar. Semua bagian tanaman mengandung minyak atsiri, yang dapat digunakan sebagai penyedap pada sabun, kosmetik, susu pembersih dan air pembersih, dan parfum mewah.
Dalam aromaterapi, minyak adas digunakan untuk pengobatan kulit, saluran pernapasan, asma, bronkhitis, rematik, selulit, kegemukan, dan problem menopause. Minyak adas juga memiliki aktivitas sebagai insektisida. Di Indonesia, biji adas digunakan sebagai campuran jamu dan sebagai bumbu pada berbagai masakan.
Negara-negara penghasil minyak adas pahit adalah Hongaria, Bulgaria, Jerman, Prancis, Itali, dan India. Penghasil utama minyak adas manis adalah Prancis, Itali, dan Yunani. Di Boyolali, Jawa Tengah, ada penyuling yang memproduksi minyak adas manis dalam jumlah terbatas.
Khasiat Herbal Adas
Buah tanaman adas memiliki rasa manis, pedas, berbau aromatik, dan bersifat menghangatkan.
Tim peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor, meneliti potensi adas sebagai bahan aktif losion anti nyamuk demam berdarah. Penelitian dilakukan pada tahun 2007-2008 di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
Hasil menunjukkan formula lotion antinyamuk bercampur secara homogen berbau khas seperti minyak telon dengan aroma yang stabil, losion tidak menyebabkan iritasi atau ketidaknyamanan pada pengguna selama pemakaian enam jam. Minyak atsiri adas bersifat repellent (menolak) nyamuk Aedes aegypti.
Indah Nur Fitriana dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun adas terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun adas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Tim peneliti Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan dan Departemen Anatomi dan Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, meneliti aktivitas androgenik pada dosis efektif ekstrak etanol buah adas. Parameter yang diamati adalah bobot badan, keagresifan, gerakan massa, motilitas, konsentrasi spermatozoa, dan persentase hidup spermatozoa. Hasil penelitian ini menunjukan ekstrak etanol buah adas dapat meningkatkan aktivitas androgenik dan anabolik pada tikus putih jantan galur.
Tim peneliti departemen biokimia, National Institute for Research in Reproductive Health ICMR Jehangir Merwanji Street, Parel, Mumbai, Maharashtra 400 012, India, meneliti sifat botani, fitokimia, farmakologi aplikasi kontemporer, dan toksikologi dari adas. Kesimpulan menunjukkan adas merupakan tanaman obat penting, yang digunakan dalam berbagai macam perawatan ethnomedical, terutama untuk sakit perut, antiemetik, minuman, arthritis, kanker, kolik pada anak-anak, konjungtivitis, sembelit, depurative, diare, diuresis, emmenagogue, demam, perut kembung, gastralgia, gastritis, insomnia, penyakit ginjal, keputihan, nyeri hati, sariawan. Namun, yang paling menonjol adalah efek antimikroba dan antioksidan minyak esensial adas.
Majid Asadi-Samani dari Pusat Riset Medis dan Tanaman Universitas Shahrekord Medical Sains, Iran, menyimpulkan adas sangat potensial digunakan dalam industri farmasi, makanan, kosmetik dan kesehatan.
Demikian pula penelitian yang dilakukan tim peneliti Universitas Medical dan Sains Kurdistan Sanandaj, Iran, menunjukkan adas memiliki berbagai sifat farmakologi dan molekul bioaktif yang sangat penting bagi kesehatan manusia, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk produksi obat.
Editor : Sotyati
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...