Caisim, Gudang Khasiat Antiradikal Bebas
SATUHARAPAN.COM – Caisim adalah tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan sayuran. Warnanya hijau dengan tekstur renyah segar. Tumis sayuran ini bisa jadi lauk yang enak dan sehat. Selain ditumis, sayuran ini juga bisa dijadikan campuran sup bakso, mi instan, capcay, sapo, dan shabu-shabu.
Sayuran yang juga dikenal dengan nama sawi ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar, biasanya cukup dilayukan dengan air panas, atau diolah menjadi asinan. Caisim juga mempunyai banyak khasiat dan kandungan gizi.
Caisim termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Struktur daun caisim halus dan tidak berbulu, tidak mampu membentuk krop (telur). Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau.
Caisim dikutip dari situs unud.ac.id, umumnya dikonsumsi dalam bentuk olahan, Rasanya yang renyah, segar, terasa sedikit pahit, karena ada kandungan alkaloid carpaine.
Caisim banyak sekali digunakan dalam hidangan Asia, khususnya masakan Cina. Caisim bisa dimasak langsung dengan cara ditumis ataupun dijadikan campuran mi goreng ataupun capcay. Agar manfaatnya makin bisa dirasakan, caisim kini banyak dibudidayakan dengan cara organik, tanpa menggunakan pestisida ataupun pupuk kimia selama proses tanamnya.
Menurut tim peneliti Fakultas Biologi Universitas Mision Biologica de Galicia Pontevedra, Spanyol, senyawa fenolik pada sayuran Brassica (sawi) sangat tinggi, dan memiliki dampak fitokemikal sangat besar. Senyawa fenolik telah banyak menarik perhatian karena berpotensi terhadap kanker dan penyakit jantung, karena bersifat antioksidan.
Hal ini diteliti pula oleh tim peneliti FMIPA, Universitas Brawijaya, Malang. Mereka meneliti studi pengaruh sawi hijau terhadap jumlah radikal bebas pada mi instan. Hasil yang didapatkan menyebutkan jumlah radikal bebas pada mi instan dapat diturunkan dengan pemberian sawi hijau, karena mengandung senyawa aktif vitamin C, dan betakaroten
Pemerian Botani Caisim
Tanaman caisim termasuk dalam keluarga Cruciferae (kubis-kubisan). Seperti dikutip dari umy.ac.id, caisim atau sawi cina, merupakan sayuran yang banyak diminati konsumen saat ini. Sawi berasal dari daratan Tiongkok yang kemudian dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas dan berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
Menurut Opena R T dan DCS Tay dalam buku Plant Recource of Sout-East Asia Vegetable, Brassica rapa L. Group Caisim, hal 153-157, Prosea Foundation, tahun 1994, tanaman caisim bertangkai daun panjang dan daunnya berbentuk lonjong. Caisim dapat ditanam sepanjang tahun di daerah subtropika dan tropika.
Caisim memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah. Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman.
Daun sawi berbentuk bulat panjang (lonjong), ada yang lebar dan ada yang sempit, ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan, sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang atau pendek, sempit atau lebar, berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Di samping itu, daun juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang.
Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua
Buah dan biji buah sawi, termasuk tipe buah polong, bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna cokelat atau cokelat kehitam-hitaman. Biji sawi berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna cokelat kehitaman.
Seperti dikutip dari uns.ac.id, di Indonesia dikenal tiga jenis sawi, yaitu sawi putih atau sawi jabung, sawi hijau, dan sawi huma. Sawi putih memiliki batang pendek, tegap, dan daun lebar berwarna hijau tua, tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijau, memiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau keputih-putihan, serta rasanya agak pahit. Sawi huma memiliki ciri batang kecil-panjang dan langsing, daun panjang-sempit berwarna hijau keputih-putihan, serta tangkai daun panjang dan bersayap.
Caisim memang bukan tanaman asli Indonesia. Tetapi Indonesia memiliki iklim, cuaca, juga tanah yang cocok untuk tumbuh kembang. Namun, untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik, caisim harus ditanam di dataran tinggi.
Caisim, menurut Wikipedia, memiliki nama ilmiah Brassica rapa var. parachinensis, L. Dalam bahasa Inggris, sawi dikenal dengan istilah mustard. Dalam perdagangan internasional, sawi dikenal dengan beberapa istilah, yaitu green mustard, chinese mustard, indian mustard, atau sarepta mustard.
Menurut Badan Pusat Statistik (2012), seperti dikutip dari usu.ac.id, produksi sawi di Sumatera Utara dari tahun 2006 hingga 2010 cenderung meningkat. Produksi sawi tahun 2008, 2009, 2010 berturut-turut adalah 137,10 kuintal (kw)/hektare (ha), 118,13 kw/ha, dan 141,25 kw/ha.
Khasiat Herbal Caisim
Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau seperti dikutip dari uns.ac.id, mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Menurut Saeful H, yang dikutip usu.ac.id, dalam bukunya yang berjudul Budidaya Sawi Atau Caisim Sehat (Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Pertanian, Cisarua Bogor, Tahun 2012), caisim menyembuhkan penyakit kepala, pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan melancarkan pencernaan.
Haryanto E, E Rahayu, dan Suhartini, dalam bukunya berjudul Sawi dan Selada, penerbit PT Penebar Swadaya tahun 2001, Jakarta, menyebutkan caisim berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah. Caisim juga dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.
Daun caisim menurut Consolacion Ragasa dari Universitas De La Salle Manila, dikutip dari International Journal of Current Pharmaceutical Januari 2016, memiliki kandungan kimia monogalactosyl diasilgliserol dan lutein.
Tim peneliti dari Departemen Farmakognosi, Fakultas Farmasi, Universitas Damanhour Mesir, menilai ekstrak akar caisim memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan. Melalui pengujian, peneliti menyimpulkan caisim memiliki efek penghambatan positif terhadap Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus subtilis.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...