Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:29 WIB | Jumat, 12 Februari 2016

ADB akan Kucurkan Pinjaman US$10 Miliar ke RI

Presiden ADB, Takehiko Nakao. (Foto: establishmentpost.com)

JAKARTA, INDONESIA - Asian Development Bank (ADB) mengucurkan dana pinjaman 10 Miliar dolar AS kepada Indonesia dalam periode lima tahun ke depan.

Presiden ADB, Takehiko Nakao mengatakan bahwa peningkatan pendanaan ADB bagi Indonesia akan mendukung prioritas pembangunan Pemerintah, terutama untuk infrastruktur fisik dan sosial.

“ADB akan meningkatkan dukungan pembiayaan untuk Indonesia dari $740 juta per tahun pada periode 2010-2014, menjadi hingga $2 miliar per tahun, atau $10 miliar pada lima tahun ke depan, melalui kapasitas peminjaman yang ditingkatkan,” kata Takehiko Nakao dalam keterangan tertulis kepada satuharapan.com di Jakarta,  hari Jumat (12/2).

Selain pinjaman untuk proyek, ADB secara aktif memanfaatkan pinjaman berbasis kebijakan (policy-based loan) dan pinjaman berbasis hasil (result-based lending). Pinjaman berbasis hasil merupakan pembiayaan yang pencairannya dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai, dan bukan dengan biaya proyek yang telah dibelanjakan.

Tahun lalu, ADB memberikan dukungan pembiayaan sebesar $1,67 miliar pada Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pinjaman program sebesar $400 juta untuk mengembangkan pasar keuangan dan inklusi keuangan, pinjaman program lainnya sebesar $400 juta untuk mengembangkan sektor energi, dan pinjaman berbasis hasil perdana sebesar $600 juta untuk membantu peningkatan jaringan transmisi dan distribusi listrik di Sumatra.

“Sedangkan dukungan ADB tahun ini akan mencakup pendanaan untuk layanan pendidikan, pengelolaan keuangan publik, energi bersih, infrastruktur perdesaan, dan pengendalian banjir,” katanya.

Nakao menegaskan komitmen ADB untuk membantu Indonesia meningkatkan mutu dan kemudahan akses pendidikan, yang esensial untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketimpangan. Melalui pinjaman berbasis kebijakan, ADB berfokus untuk menurunkan biaya dalam mengembangkan bisnis, yang menjadi kunci penciptaan lapangan kerja.

“Pemerintah mengharapkan ADB dapat berperan sebagai rekan penting dalam memformulasikan strategi pembangunan jangka panjang yang baru, “Roadmap 2045.” ADB saat ini telah mendukung upaya ini melalui bantuan teknis di sektor infrastruktur dan sosial,” katanya.

Nakao menekankan bahwa, “meski pasar memiliki peran penting dalam pembangunan, keberadaan strategi dan perencanaan pembangunan yang baik tidak dapat tergantikan.” 

ADB juga membantu untuk memenuhi komitmen Pemerintah Indonesia dalam COP21 dengan mendorong energi terbarukan, efisiensi energi, dan pertanian yang berkelanjutan.

Sebagai salah satu negara pendiri ADB pada 1966, Indonesia telah menerima $32 miliar dalam bentuk pinjaman dengan atau tanpa jaminan negara, $437 juta dalam bentuk bantuan teknis, dan $430 juta dalam bentuk hibah. Dukungan ADB difokuskan pada pengelolaan sumber daya alam, pendidikan, energi, keuangan, transportasi, dan pasokan air serta layanan perkotaan lain.

ADB, yang berbasis di Manila, berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 anggota—48 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home