ADB: Pertumbuhan Ekonomi Asia 2016 6,0 Persen
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Asian Development Bank (ADB) mencatat pertumbuhan ekonomi Asia di 2015 akan berkisar di angka 5,8 persen dan diperkirakan pada 2016 akan tumbuh sebesar 6 persen karena kondisi ekonomi di wilayah tersebut tetap bertahan terhadap pelemahan ekonomi yang berdampak pada industri.
Dalam laporan Asian Development Outlook September 2015, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini akan mengalami sedikit peningkatan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang diimbangi dengan sedikit revisi penurunan pertumbuhan ekonomi di Asia Tengah dan Pasifik. Prospek pertumbuhan ekonomi terhadap industri besar juga akan mengalami penurunan.
“Meskipun kami telah melihat beberapa pelemahan ekonomi di sejumlah negara, prospek pertumbuhan ekonomi di wilayah yang lebih luas akan cenderung stabil,” kata Kepala Ekonomi ADB Shang Jin Wei dalam keterangan resminya di Manila, hari Kamis (3/12).
“Pertumbuhan kawasan ini didukung oleh konsumsi dari pihak swasta di RRT dan memperluas produksi industri di India dan negara-negara lainnya. Pada saat yang sama, negara-negara yang bergantung pada komoditas akan menderita karena harganya merosot di pasar global dan pemulihan perekonomian di AS akan diperkirakan melambat dan kontraksi ekonomi di Jepang akan terus membebani prospek ekspor.”
Proyeksi pertumbuhan Asia Timur akan tetap berada di angka 6,0 persen untuk tahun 2015 dan 2016. Sedangkan untuk RRT akan tumbuh sekitar 6,9 persen tahun ini, sedikit lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya yaitu 6,8 persen. Meskipun pembangunan rumah terbengkalai dan industri mengalami kelebihan produksi, ekonomi RRT tetap tangguh terutama didukung oleh konsumsi dan jasa dari swasta.
Langkah-langkah yang diambil oleh bank pusat dan pemerintah RRT untuk menstabilkan ekonomi dan meningkatkan usaha kecil dan menengah (UKM) juga menyediakan beberapa kenyamanan dan pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi RRT harus mencapai paling tidak 6,7 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bidang konsumsi dan jasa lebih lanjut.
Sedangkan prospek pertumbuhan ekonomi di Asia Selatan tetap positif karena pemerintahan di wilayah tersebut tetap berupaya untuk memenuhi proyeksi pertumbuhan sebelumnya sebesar 6,9 persen pada tahun 2015 dan 7,3 persen pada tahun 2016. Kekuatan perekonomian di India saat ini didukung oleh pertumbuhan produksi industri, belanja modal publik dan penjualan ritel. Langkah tersebut sangat membantu mengimbangi penurunan ekonomi yang terjadi di Bhutan, Maladewa dan Nepal.
Kemudian prospek pertumbuhan untuk Asia Tenggara juga tetap tidak berubah dari yang diproyeksikan oleh ADB pada September 2015 lalu dengan perkiraan 4,4 persen di 2015 dan 4,9 persen di 2016. Sedikit pelemahan terjadi di Indonesia, yang merupakan pangsa ekonomi terbesar di wilayah tersebut, karena pencarian anggaran yang rendah dan lemahnya kinerja ekspor.
Prospek pertumbuhan untuk Asia Tengah telah diturunkan dari 3,7 persen menjadi 3,2 persen pada 2015 dan 4,2 persen menjadi 3,3 persen di 2016. Hal ini terjadi karena harga komoditas terus merosot, khususnya minyak dan gas serta lambatnya pemulihan ekonomi di Rusia berpengaruh pada kinerja ekonomi. Importir energi seperti Armenia, Georgia, Republik Kyrgyz, Tajikistan, dan Uzbekistan melihat perlambatan konsumsi domestik sebagai akibat dari pengiriman uang yang lebih rendah, terutama dari Federasi Rusia.
Pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik juga terlihat lebih rendah dari yang ditargetkan pada September 2015 lalu oleh ADB. Ini karena adanya keterlambatan dalam proyek investasi besar hingga akhirnya berdampak pada prospek pertumbuhan ekonomi untuk Timor-Leste dan harga komoditas yang rendah menyebabkan kurangnya pendapatan untuk Papua Nugini yang akhirnya membebani anggaran pemerintah daerah.
Untuk tahun 2015, pertumbuhan ekonomi beberapa wilayah Asia Pasifik saat ini diperkirakan mencapai 6,3 persen dari 6,7 persen yang ditargetkan pada 2015 dan 3,8 persen dari 3,9 persen pada 2016.
ADB, yang berbasis di Manila didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan inklusif ekonomi, pertumbuhan lingkungan yang berkelanjutan dan integrasi regional. (adb.org)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...