Addie MS: Paduan Suara Indonesia Berkembang Pesat
SATUHARAPAN.COM – Pemusik dan konduktor Addie MS (55) menyebut paduan suara sebagai hiburan edukasional. Bukan saja pelakunya diwajibkan membaca notasi dengan presisi, namun sekaligus menggunakan imajinasi untuk kemudian menghadirkannya dengan ekspresi yang beraneka ragam.
“Ada kesimbangan antara rasio dan emosi yang terus dituntut di sana, antara teknik dan rasa,” kata konduktor Twitile Orchesta itu kepada satuharapan.com, belum lama ini.
Yang amat penting, Addie mengingatkan, dalam kegiatan paduan suara juga ada pembinaan kemampuan kerja sama (teamwork) yang berjalan secara alami.
“Menonjolkan suara sendiri atau memaksakan interpretasi sendiri-sendiri akan merusak ansambel atau kesatuan bunyi. Jadi, kegiatan ini berhubungan dengan pembinaan kemampuan individu secara holistik, dan menumbuhkan kemampuan bekerja sama,” kata Addie, yang juga dikenal sebagai penata lagu itu.
Addie, yang menekuni musik pops orchestra, yang acap kali melibatkan paduan suara dalam pergelarannya, menilai paduan suara di Indonesia sudah baik. “Cukup membanggakan,” kata Addie, yang bersama Twilite Orchestra, mencatatkan diri sebagai kelompok musik yang pernah tampil di Sydney Opera House, gedung opera di Sydney yang terkenal di dunia.
Addie mencontohkan sudah tidak terhitung kemenangan yang diraih beberapa paduan suara di berbagai lomba paduan suara internasional. “Uniknya, Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya Muslim, sementara paduan suara biasanya ada dalam kegiatan dan tradisi umat Kristiani,” kata Addie, yang meluncurkan buku Simfoni untuk Negeri pada 2011 bersama pemusik dan penggubah lagu Andi Rianto itu.
Hebatnya, paduan suara Indonesia berkembang pesat, seperti terlihat dalam kehadirannya di ajang internasional.
Perkembangan seni paduan suara yang menggembirakan itu mendorong BPK Penabur Jakarta, lembaga yang mengelola pendidikan formal mulai taman kanak-kanak sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas, menggelar festival paduan suara, Festival Paduan Suara Penabur II (Fespas Penabur II).
Penyelenggaraan tahun ini, 2 – 5 September yang akan datang, adalah yang kedua kalinya. Penyelenggaraan pertama, di bulan yang sama pada 2013, berlangsung sukses, diikuti peserta dari sembilan provinsi.
Tak jauh berbeda dengan Addie MS, Ketua Pelaksana Fespas Penabur II, Seminari Darmanto, menyebut paduan suara sebagai tontonan edukatif. Peserta dan penonton akan bisa menikmati lagu yang berbeda-beda dari berbagai daerah, dalam gerak yang indah. "Bukan hanya mendidik peserta, namun juga penonton dan masyarakat umum. Dan, tanpa kekerasan," katanya.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...