Presiden Instruksikan Tangani Kebakaran Lahan Bersama-sama
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo menginstruksikan seluruh masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk bersama-sama menangani masalah kebakaran hutan dan lahan.
"Harus ada niat dan kemauan kuat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan secara bersama-sama," demikian instruksi Presiden Joko Widodo yang dibacakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar di Pekanbaru, Senin (16/2).
Menteri LHK mengemukakan hal itu saat memimpin acara Peluncuran Rencana Aksi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau Tahun 2015 di Pekanbaru.
Acara itu dihadiri Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Andi E Sakya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, dan Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman serta sejumlah bupati dan wali kota.
Menteri LHK mengatakan, Presiden juga menginstruksikan semua pihak untuk mengutamakan tindakan pencegahan pada penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta terus memantau daerah rawan meliputi Jambi, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan Riau.
“Instruksi Presiden Jokowi lainnya, harus juga dilakukan monitoring titik panas (hotspot) dan pengecekan ke lapangan dan ketika ada kebakaran lahan segera lakukan pemadaman,“ kata Siti Nurbaya,
"Masyarakat dan perusahaan harus menginformasikan kejadian kebakaran hutan dan lahan di tiap wilayah, kemudian meningkatkan koordinasi antara stakeholders terkait pengendalian kebakaran hutan," katanya.
Instruksi Presiden Jokowi lainnya untuk kepolisian, agar melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan dengan menerapkan sistem reward and punishment dalam menangani kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan pelaku akan jera dan tidak akan melakukan yang sama.
Presiden juga menginstruksikan agar pembangunan kanal di daerah bergambut agar membuat sekat kanal dan membuat bendungan kecil di daerah gambut untuk terus membasahi gambut agar dapat berfungsi sebagai cadangan air pada saat musim kemarau.
Kebakaran hutan dan lahan di Riau menurut pengamatan akademisi, telah terjadi setiap tahunnya sejak 17 tahun terakhir, mengakibatkan hutan menyempit dan satwa langka di ambang kepunahan akibat hilangnya habitat.
Kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan bencana kabut asap hingga terganggunya berbagai sektor mulai dari kesehatan, perekonomian, hingga pendidikan bahkan mengancam harkat martabat bangsa di mata internasional. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...