HIV Agresif Ditemukan di Kuba
BELGIA, SATUHARAPAN.COM – Para peneliti menemukan di Kuba sejenis HIV agresif, yang berkembang menjadi AIDS hanya dalam waktu tiga tahun. Mereka mengatakan perubahannya terjadi sangat cepat sehingga perawatan dengan obat-obat antiretroviral mungkin datang terlambat.
Profesor Anne-Mieke Vandamme dari University of Leuvan di Belgia mengatakan, para pejabat kesehatan pertama kali menginformasikannya mengenai sejenis bentuk AIDS. Mereka meminta bantuan untuk menemukan apa yang terjadi.
“Kami memiliki proyek kolaboratif dengan Kuba dan para dokter di Kuba, telah mengamati ada pasien-pasien yang dengan jauh lebih cepat berubah menjadi AIDS, dibandingkan yang mereka lihat sebelumnya. Dalam kasus ini, sebagian besar pasien mengidap AIDS bahkan sudah saat diagnosis,” katanya.
Vandamme dan timnya mengamati lebih dari 70 pasien, dan membaginya dalam beragam kelompok. Satu kelompok terdiri dari mereka yang virusnya dengan cepat berkembang menjadi AIDS meski baru-baru saja terinfeksi.
“Mereka telah dites negatif HIV satu atau maksimum dua tahun sebelumnya,” katanya.
Ia mengatakan, rata-rata, tanpa perawatan, infeksi HIV perlu lima sampai 10 tahun untuk menjadi AIDS. Hal itu ditentukan dengan langkanya sel-sel imunitas CD-4, dan jumlah infeksi oportunistik pada tubuh pasien.
Biasanya, perubahan HIV menjadi AIDS secara cepat lebih merupakan akibat sistem imunitas yang lemah daripada adanya sub-jenis HIV khusus. Apa yang terjadi di Kuba berbeda.
“Ada varian HIV, yang kita temukan dalam kelompok tersebut yang berprogresi secara cepat. Virus ini adalah rekombinan dari tiga jenis sub-tipe yang berbeda,” katanya.
Bentuk baru HIV ini adalah kombinasi sub-tipe A, D dan G. Jenis virus ini dinamakan CRF19.
Kabar baiknya adalah, jenis HIV yang agresif ini merespons terhadap sebagian besar obat-obat antiretroviral. Kabar buruknya, orang-orang mungkin tidak sadar mereka telah mengidap AIDS sampai sudah terlambat bagi terapi untuk mengobati mereka.
Vandamme mengatakan, varian ini sebelumnya telah terlihat di Afrika, namun saat itu pasien-pasiennya masih sangat sedikit dan tidak terlihat menyebar di sana. Namun kali ini penyebarannya meluas di Kuba dan sekarang dapat dengan mudah diteliti.
Ia mengatakan, sangat penting bagi orang-orang yang melakukan hubungan seks tidak aman dengan banyak pasangan untuk dites HIV lebih awal dan sering. (voaindonesia)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...