Afganistan Akan Bebaskan Puluhan Tahanan Taliban di Bagram
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Afghanistan akan membebaskan puluhan pejuang Taliban dari penjara karena tidak ada bukti atas tuduhan terhadap mereka. Namun pihak Amerika Serikat keberatan dan menyebutkan mereka akan kembali ke medan perang setelah tentara NATO mundur dari negara itu.
Pembebasan itu akan diatur untuk mengatasi ketegangan hubungan AS dan Afghanistan terkait tekanan untuk menandatangani kesepakatan keamanan yang telah lama tertunda, yang antara lain berisi kesepakatan agar sebagian tentara Amerika bertahan di negara itu setelah 2014.
Dalam sebuah pertemuan dipimpin oleh Presiden Afghanistan, Hamid Karzai telah mengambil keputusan. "Memerintahkan pembebasan bagi tahanan di Bagram yang tidak bersalah dan tidak ada bukti (atas tuduhan terhadap mereka)," kata sebuah pernyataan pemerintah.
Keberatan AS
Jenderal Joseph Dunford dari AS dan komandan pasukan NATO di Afghanistan mengajukan keberatan resmi sebelum pembebasan itu. Dia mengatakan bahwa ada perjanjian yang ditandatangani kedua pemerintah tentang tahanan di Bagram untuk diserahkan kepada AS pada bulan Maret.
Penjara Bagram di Afghanistan di bawah kontrol pemerintahan Karzai, yang banyak disebut sebagai simbol upaya Afghanistan untuk mengembalikan kedaulatan nasionalnya. Para tahanan Afghanistan menjadi semakin bebas setelah upacara menyerahkan kontrol atas penjara Bagram kepada otoritas Afghanistan, di pangkalan udara AS di Bagram, wilayah utara Kabul pada 10 September 2012.
Pernyataan dari kantor Karzai pada hari Kamis (9/1) mengatakan bahwa dari 88 tahanan, tidak ada bukti terhadap 45 dari mereka. Hanya informasi yang mendalam terhadap 27 tahanan. Sisanya 16 tahanan akan tetap dipenjara hingga kasus mereka berakhir.
Namun pihak pejabat AS mengatakan bahwa 88 tahanan Bagram itu bertanggung jawab atas serangan yang membuat lebih dari 60 pasukan dari koalisi NATO meninggal, dan juga 57 pasukan Afghanistan.
"Setidaknya 59 dari 88 kasus bisa dikirim langusng untuk penuntutan di pengadilan Afghanistan” kata seorang pejabat AS menjelang pengumuman hari Kamis itu.
"Sisanya, 29 kasus telah ada hasil investigasi yang signifikan yang memerlukan rujukan segera ke NDS (intelijen) untuk penyelidikan,” kata pejabat itu menambahkan.
Perjanjian Keamanan
Washington dan Kabul lambat dalam proses penandatanganan Perjanjian Keamanan Bilateral mengatur beberapa ribu tentara AS di Afghanistan akan memberikan pelatihan dan bantuan setelah misi NATO berakhir pada bulan Desember tahun ini.
Juru Bicara Presiden Afganistan, Aimal Faizi, mengatakan bahwa pembebasan tidak akan mempengaruhi hubungan dengan AS. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir, Karzai membuat keputusan mengejutkan untuk tidak menandatangani perjanjian itu, dan berjanji segera menandatangani berjanji untuk memberlakukan.
Penandatanganan perjanjian tersebut merupakan prasyarat untuk pengiriman miliaran dolar bantuan Barat untuk Afghanistan yang akan mengadakan pemilihan presiden menggantikan Karzai pada bulan April mendatang. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...